Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era Anies

Perjuangan warga Kampung Bayam dapat hunian di JIS

Jakarta, IDN Times - Di balik megahnya Jakarta International Stadium (JIS) yang berlokasi kawasan Jakarta Utara, masih meyimpan ruang gelap. Warga yang dulu menempati lahan stadion megah itu bernama Kampung Bayam, kini belum dapat tempat tinggal. 

Senyum semringah warga Kampung Bayam saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan rusun Kampung Susun Bayam (KSB) pada 12 Oktober 2022, kini berubah jadi tangisan.

Warga Kampung Bayam hanya bisa menatap kemegahan di balik pagar rusun empat lantai yang dibangun di kawasan JIS itu. Mestinya, pada 20 November 2022, sebanyak 135 kepala keluarga Kampung Bayam bisa menghuni Kampung Susun Bayam. Namun, sampai saat ini janji itu masih menjadi mimpi.

Banyak warga Kampung Bayam yang akhirnya memilih tinggal di tenda darurat  sebelah barat kawasan JIS. Cara itu sebagai bentuk protes agar janji Pemprov DKI Jakarta pada mereka segera ditunaikan.

Baca Juga: 7 Potret Suram Warga Kampung Bayam di Balik Kemegahan JIS

1. Rasmini tinggal di tenda darurat kawasan JIS

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesWarga Kampung Bayam dirikan tenda untuk tempat tinggal di lingkungan Jakarta Stadium Internasional, Senin (5/12/2022). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Saat IDN Times mengunjungi tenda berwarna biru pada Senin, 5 Desember 2022, nampak sepi. Hanya terlihat seorang perempuan paruh baya sedang menggendong putrinya yang berusia dua tahun. 

"Sudah dua minggu saya tinggal di sini, sama anak saya ini, ya tidurnya di sini," ujar perempuan bernama Rasmini, sambil menunjuk ke sebuah matras tergeletak di bawah tenda.

Dia tak sendiri, Rasmini bersama 14 orang lain yang terdiri dari anak-anak, remaja dan lansia, menempati tenda sederhana itu.

"Kalau hujan ya kehujanan gak bisa tidur, karena air dari JIS mengalir ke luar, ini kasur diangkat," ujar Rasmini, sambil menunjuk matrasnya yang mulai menghitam.

 

2. Warga bangun tenda di pinggir jalan

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesWarga Kampung Bayam dirikan tenda untuk tempat tinggal di lingkungan Jakarta Stadium Internasional, Senin (5/12/2022). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Balita Rasmini bernama Ara, nampak mengusap matanya dengan tangan mungilnya. Sesekali dia juga batuk menghirup asap kendaraan. Ya, tenda yang ditempati Rasmini, didirikan di trotoar jalan kawasan JIS, yang ramai lalu lalang kendaraan. Debu jalanan berterbangan membuat mata perih. 

Rasmini sejatinya tak tega mengajak buah hatinya yang masih balita tinggal di jalanan. Namun, apa daya dia tak mampu membayar rumah kontrakan. Apalagi suami sekarang bekerja serabutan.

"Saya kemarin sudah nunggak juga, jika pun mau kontrak lagi juga pikirnya saya bisa pindah di sini langsung, karena dijanjiin 20 November bisa masuk, tapi gak tahunya begini," katanya.

3. Rasmini dijanjikan dapat hunian gratis setelah digusur untuk pembangunan JIS

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Kampung Susun Bayam, Rabu (12/10/2022). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Rasmini akan tetap bertahan hidup di pinggir jalan bersama warga Kampung Bayam lainnya, demi menuntut haknya. Dia teringat janji Anies Baswedan saat memimpin DKI Jakarta dan menggusur tempat tinggalnya yang berada di kawasan JIS.

"Dulu dijanjiin yang digusur direlokasi di Kampung Susun Bayam gratis, bahkan beberapa kali pihak JakPro juga datang ke kami beritahu desainnya, udah senang tuh kami," katanya.

4. Warga Kampung Bayam juga dijanjikan pekerjaan

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesWarga Kampung Bayam berunjuk rasa di depan Kampung Susun Bayam, Jakarta, Senin (21/11/2022). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Tak hanya janji dapat hunian gratis, Rasmini dan warga lain yang tergusur juga dijanjikan mendapat pekerjaan. Bahkan beberapa kali, suami Rasmini mendapatkan pelatihan berkebun dari JakPro dan Dinas Pertamanan Pemerintah DKI Jakarta.

"Janjinya mau dilayakkan karena kita sebagian besar sini kerjanya pemulung, serabutan, jadi selain dapat hunian kita juga dijanjiin pekerjaan. Bahkan suami sudah ada grup WA pelatihan perkebunan," ujar dia.

5. Warga ingin biaya sewa rusun disamakan dengan Kampung Akuarium

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Kampung Susun Akuarium, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa (17/8/2021) (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Rasmini dan warga lain berharap bisa menghuni Kampung Susun Bayam secepatnya. Untuk itu, dia meminta agar skema sewa rusun disamakan dengan Kampung Akuarium yang terjangkau.

"Kalau di Akuarium masuk dulu baru diskusi, yang penting masuk dulu aja. Selain itu, saya dengar di Kampung Akuarium hanya bayar iuran Rp34 ribu per bulan," katanya.

"Kalau di sini awal pertemuan itu bayar Rp1,5 juta, lalu pertemuan berikutnya jadi Rp715 ribu. Bagi kita sangat keberatan," imbuhnya.

Baca Juga: Nasib Warga Kampung Bayam Terlantar Usai Digusur Era Anies untuk JIS

6. Rasmini berharap pemerintah dan JakPro penuhi janji

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesWarga Kampung Bayam dirikan tenda untuk tempat tinggal di lingkungan Jakarta Stadium Internasional, Senin (5/12/2022). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Rasmini merupakan satu di antara warga Kampung Bayam yang hidup di lingkungan kumuh, yang tersingkir karena proyek mega JIS. Karena itu, dia berharap janji dari JakPro dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat menggusur rumah mereka yang sudah ditinggali sejak 2012, segera dipenuhi.

"Saya tidak ingin anak-anak saya jadi seperti kami, semoga mereka bisa angkat derajat hidup kami. Kami akan terus berjuang untuk dapatkan hak kami di sini," ujar dia, sambil mengusap kening si kecil, Ara.

7. Warga Kampung Bayam tegaskan belum ada kesepakatan

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesKetua Koperasi Persaudaraan Warga Kampung Bayam, Asep Suwenda (54). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Polemik Kampung Susun Bayam terjadi karena belum ada kesepakatan antara warga Kampung Susun Bayam dan JakPro. Hal ini ditegaskan Ketua Koperasi Persaudaraan Warga Kampung Susun Bayam, Asep Suwenda. 

Asep menyebut sampai hari ini belum ada kesepakatan antara warga dengan PT Jakpro, tentang skema biaya sewa dan status hunian. Warga meminta skema hunian Kampung Susun Bayam ingin seperti di Kampung Susun Akuarium, yang membayar iuran sekitar Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per unit.

“Sampai sekarang kami belum ada kata sepakat, kami ingin seperti di Kampung Susun Akuarium," ujar Asep, kepada IDN Times.

8. JakPro klaim calon penghuni KSB bersepakat dapat segera ditempati setelah kontrak masa transisi enam bulan ke depan ditandatangani

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesWarga melihat salah satu unit yang akan dihuninya saat peresmian Kampung Susun Bayam oleh Gubernur DKI Jakarta di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (12/10/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Kendati, pernyataan Asep dibantah Jakpro yang menyebut sudah ada kesepakatan. VP Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo ( Jakpro), Syachrial Syarif, mengatakan PT Jakpro bersama Pemprov DKI Jakarta dan aparatur kewilayahan sudah melakukan pertemuan bersama para calon penghuni Kampung Susun Bayam di Balai Pertemuan, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Rabu, 23 November 2022.

"Hasil diskusi, PT Jakpro, Pemprov DKI Jakarta serta warga calon penghuni KSB, bersepakat agar KSB dapat segera ditempati setelah kontrak untuk masa transisi selama enam bulan ke depan ditandatangani oleh para calon penghuni, sembari proses penetapan pengelolaan KSB didiskusikan lebih lanjut dengan Pemprov DKI," katanya dalam siaran tertulis, Senin, 28 November 2022. 

9. Warga dikenai biaya sewa Rp500 ribu per bulan

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesAnak-anak bermain bola di lapangan mini Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (12/10/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Terkait biaya sewa, menurut Syachrial, JakPro bersama Pemprov DKI Jakarta dan aparatur kewilayahan Jakarta Utara menyetujui besaran tarif sewa Kampung Susun Bayam, yang mengacu pada Pergub Nomor 55 Tahun 2018 tentang Penyesuaian Tarif Retribusi Pelayanan Perumahan, biaya yang dibebankan kepada warga seharusnya yang terprogram adalah Rp500 ribu per bulan tiap unit. Sedangkan warga umum dikenakan biaya Rp765 ribu.

"Jadi besaran tarif ini akan mengacu kepada Pergub Nomor 55 Tahun 2018. Jadi bukan lagi berdasarkan penghitungan tarif keekonomian JakPro. Ini perlu kita syukuri karena kita terus memperjuangankan agar warga sesegera mungkin bisa bermukim di KSB," ujarnya.

Syachrial menegaskan, warga dapat menghuni Kampung Susun Bayam setelah melaksanakan penandatanganan perjanjian dengan JakPro dan paguyuban, atau koperasi yang akan mengelola operasional pengelolaan lingkungan Kampung Susun Bayam. Kendai, JakPro memiliki SLA atau standar layanan untuk Kampung Susun Bayam selama proses transisi berlangsung. 

"Sehingga pada prinsipnya kapan saja warga bisa menghuni KSB, jika sudah sepakat dengan isi perjanjian secara tertulis dengan pihak JakPro dan Paguyuban atau Koperasi," ujarnya. 

10. Heru minta JakPro diskusi lagi dengan Warga Kampung Bayam

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesPenjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tiba di Balai Kota usai dilantik Mendagri Tito Karnavian, Senin (17/10/2022). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Melihat polemik yang terjadi di Kampung Susun Bayam, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan, Pemprov DKI Jakarta menyerahkan manajemen Kampung Susun Bayam kepada Jakpro.    

“JakPro yang membangun, JakPro yang memanage, itu kita serahkan kepada JakPro. Kalau (biaya sewa) Rp750 itu kebijakan untuk menghitung perawatan dan lain-lain, silakan saja,” ujar Heru di Balai Kota, Kamis, 1 Januari 2022.

Untuk itu, Heru meminta agar JakPro berdiskusi dengan warga terkait biaya serta status hunian di Kampung Susun Bayam, agar polemik warga yang terkena gusuran proyek pembangunan JIS bisa selesai.

“Yang pertama itu harus dibicarakan dengan JakPro nilainya, dan berikutnya wali kota, kan sudah menetapkan SK orang-orang yang untuk ditampung di sana (Kampung Susun Bayam), tinggal JakPro berdiskusi bagaimana dengan keinginan masyarakat itu,” ujar Heru.

11. Warga sudah menerima ganti untung sesuai Perpres Nomor 62 Tahun 2018

Di Balik Megahnya JIS: Rasmini Termakan Janji Manis Era AniesWarga Kampung Bayam berunjuk rasa di depan Kampung Susun Bayam, Jakarta, Senin (21/11/2022). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Anggota Fraksi PKS DPRD DKI M. Taufik Zoelkifli (MTZ) menilai polemik tarif sewa Kampung Susun Bayam yang ditinggalkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak tepat.

"Istilah bom waktu itu tidak tepat, karena masalah Kampung Bayam itu adalah antara warga dan pihak Pemda (pemerintah daerah) DKI Jakarta, BUMD maupun SKPD-nya. Jadi, antara warga dengan instansi di Pemda, bukan antara warga dengan Gubernur sebelumnya (Anies)," kata Taufik, kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Taufik menegaskan janji Anies secara umum adalah menyediakan hunian layak bagi warga dan memanusiakan warga. "Warga sudah menerima ganti untung sesuai Perpres Nomor 62 Tahun 2018 dan secara sukarela pindah dari Kampung Bayam. Hunian layak yang dimaksud sudah memenuhi kaidah partisipatory secara desain," ujarnya.

Taufik mengatakan penanganan sosial di lapangan selalu mengutamakan komunikasi dan diskusi dengan warga, Pemkot, Pemprov serta stakeholder terkait lainnya.

"Pada saat relokasi awal , para warga Kampung Bayam telah menerima uang kerohiman yang sesuai dengan kesepakatan, sebagai kompensasi bagi mereka karena bersedia pindah. Sehingga, saat mereka akan menjadi penghuni rusun kembali, harus mengikuti aturan yang berlaku sebagai penyewa rusun tersebut, dengan membayar biaya sewa sesuai dengan Pergub yang ada," tegasnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya