Doni Monardo: Tidak Benar Negara Rugi Akibat Pengadaan Alkes

Pemilihan Reagen Sansure berdasarkan rekomendasi pakar-WHO

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan, pemberitaan salah satu media yang menyatakan telah terjadi kerugian negara akibat pengadaan alat kesehatan oleh BNPB tidak benar.

"Alhamdulillah reagen-reagen sebagian sudah habis didistribusi. Jika masih ada sisa dari laboratorium karena tidak mampu menggunakan, segera kembalikan karena masih banyak laboratorium yang butuhkan reagen kit ini. Tim pakar tidak sembarangan memutuskan karena sampai hari ini masih banyak laboratorium yang meminta Reagen Sansure," tegas Doni dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang dipantau dalam Youtube DPR, Senin (15/3/2021) petang.

Baca Juga: DPR Minta KPK Usut Potensi Kerugian Negara dari Impor Alkes Reagen

1. Ratusan ribu reagen PCR dikembalikan beberapa laboratorium

Doni Monardo: Tidak Benar Negara Rugi Akibat Pengadaan AlkesAlat PCR di Labkesda Kaltim yang bisa berfungsi tanpa reagen (Dok.Biro Humas Pemprov Kaltim/Istimewa)

Doni mengakui pada Agustus 2020, ratusan ribu reagen PCR dikembalikan dari beberapa laboratorium. Hal tersebut sesuai temuan dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Doni menerangkan, BPKP tersebut merupakan organisasi yang menempel sejak awal terbentuk Satgas.

"Setelah mendapat laporan, saya langsung mengundang semua pihak termasuk penyedia barang. Dalam pembahasan tersebut sejumlah laboratorium tidak bisa menggunakan RNA kit yang disediakan Satgas, namun ada juga sebagian laboratorium yang bisa gunakan RNA yang kami kirim," jelasnya.

2. Sebagian reagen sudah habis kemudian didistribusi lagi

Doni Monardo: Tidak Benar Negara Rugi Akibat Pengadaan AlkesIlustrasi (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Doni meminta agar laboratorium yang tidak bisa mengunakan RNA agar ditarik ke Jakarta, kemudian didistribusikan ke laboratorium lain yang membutuhkan.

"Bapak, ibu dan dan wakil ketua, tidak semua laboratorium menggunakan reagen semuanya, waktu itu banyak yang kagok belum terlatih baik, namun setelah dilatih sebagian besar bisa. Alhamdulillah reagen-reagen sebagian sudah habis terus didistribusi," imbuhnya.

3. Pemilihan Reagen Sansure tidak sembarangan, berdasarkan rekomendasi pakar dan WHO

Doni Monardo: Tidak Benar Negara Rugi Akibat Pengadaan AlkesIlustrasi laboratorium untuk membuat vaksin COVID-19 (Dokumentasi Tehran Times)

Doni mengatakan, pemilihan Reagen Sansure tidak sembarangan bahkan dari rekomendasi pakar, juga WHO. Dia menambahkan, awal pandemik pemerintah hanya mempunyai satu laboratorium, namun melihat laboratorium ditambah sehingga jumlah sampel yang diperiksa juga bertambah.

"Setelah ada tambahan maka kebutuhan reagen meningkat, pada tanggal 13 (Agustus 2020) kebutuhan reagen stoknya habis, Balitbangkes pun belum bisa mengadakan reagen, sehingga kami inisiatif segera adakan reagen PCR, setelah itu terjadi penambahan pemeriksaan dari seribu per hari meningkat menjadi bulan berikutnya jadi 10 ribu per hari, kemudian 20 ribu per hari, bahkan bisa 90 ribu per hari spesimen," terangnya.

Baca Juga: Kisruh Penyediaan Reagen Sansure, Begini Penjelasan BNPB

4. BNPB libatkan berbagai pihak dalam pengadaan alkes

Doni Monardo: Tidak Benar Negara Rugi Akibat Pengadaan AlkesKepala BNPB Doni Monardo (Dok. BNPB)

Doni menegaskan, jika pihaknya dari awal ingin menutupi proses pengadaan barang dan jasa maka tidak perlu menggandeng BPKP masuk dalam Satgas Penanganan COVID-19.

"Sejak awal kami melibatkan BPKP, Kejaksaan, Kepolisian juga ada unsur Bareskrim dalam organisasi gugus tugas, termasuk meminta bantuan KPK untuk membantu upaya pencegahan. Bahkan menawarkan kepada sejumlah LSM dan media untuk ikut mengikuti pengadaan barang dan jasa," ucapnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya