Dua Bulan PTM, Infeksi COVID-19 Anak Usia Sekolah Capai 22.980 Kasus  

Tren kasus COVID-19 pada anak mengalami kenaikan

Jakarta, IDN Times - Dalam kurun waktu dua bulan, terjadi tren peningkatan kasus konfirmasi positif COVID-19 pada anak usia sekolah sebanyak 22.980 atau 33,81 persen. Peningkatan ini memberikan kontribusi terhadap penambahan kasus COVID-19 nasional sebesar 15.15 persen.

Seiring dengan masih terjadinya penularan COVID-19, Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Retno Asti Werdhani, menyarankan sekolah dan orang tua lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan dan melakukan testing pada anak yang bergejala COVID-19.

"Anak tidak perlu masuk sekolah, apabila mengalami gejala demam, batuk, pilek ataupun diare, serta memastikan bahwa anak tersebut tidak terinfeksi COVID-19," ujarnya dalam dialog virtual dilansir YouTube BNPB, Kamis (15/9/2022).

1. Cakupan vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun masih rendah

Dua Bulan PTM, Infeksi COVID-19 Anak Usia Sekolah Capai 22.980 Kasus  (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Retno menambahkan per 9 September 2022, cakupan vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun masih lebih rendah dibandingkan cakupan vaksinasi pada anak kelompok usia 12-17 tahun.

"Cakupan dosis pertama di Indonesia mencapai 79,94 persen atau 21.105.395 anak dan untuk vaksinasi dosis kedua baru mencapai 66,20 persen atau 17.475.772 anak," terangnya.

Baca Juga: Baru Mulai PTM, Pelajar di Taman Sari Tewas Dikeroyok

2. Anak jadi tanggung jawab guru saat di sekolah

Dua Bulan PTM, Infeksi COVID-19 Anak Usia Sekolah Capai 22.980 Kasus  Ilustrasi siswa sekolah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Retno menegaskan, saat di sekolah anak merupakan tanggung jawab guru atau pengawas sekolah untuk memberikan pengawasan dan pembinaan. 

"Tentunya sistem yang di sekolah perlu untuk dibuat bagaimana sistem monitoring terhadap anak-anak yang memiliki gejala, ada sistem pelaporan ke puskesmas kecamatan wilayah setempat apabila ada staf pendidik maupun anak didik mengalami gejala lalu edukasi-edukasi tentang COVID-19 secara berkala," tegasnya.

3. Jika ada gejala COVID-19 pada anak segera tes

Dua Bulan PTM, Infeksi COVID-19 Anak Usia Sekolah Capai 22.980 Kasus  Seorang warga melakukan tes cepat atau rapid test antigen di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (22/12/2020). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Retno menyarankan orang tua dan pihak sekolah untuk proaktif melakukan pemeriksaan gejala, sehingga dapat dideteksi secara dini untuk memutus rantai penularan COVID-19. Belum lagi penyakit ISPA, yang merupakan masalah kesehatan paling banyak dialami anak Indonesia. 

Masih adanya COVID-19 dengan gejala khas seperti masalah pernafasan, tidak enak badan, demam tinggi, batuk, radang tenggorokan dan bersin-bersin, atau juga disertai diare, maka perlu segera dipastikan dengan tes COVID-19.

“Bila memiliki gejala tersebut orang tua perlu proaktif untuk memeriksaan tes COVID-19 supaya kita memastikan positif atau tidak dan apabila positif bisa segera lakukan tracing dan memutus rantai penularan dan tidak ingin klaster keluarga itu terjadi," katanya.

Baca Juga: Studi: Virus Corona Terdeteksi pada Tinja Bayi Baru Lahir

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya