Eijkman Sempat Mati Suri dan Dihidupkan BJ Habibie, Kini Pamit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tengah jadi sorotan setelah mengumumkan pamit di awal tahun 2022. Lembaga yang beroperasi hampir tiga dekade ini dilebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan lima entitas lembaga penelitian yakni BATAN, LAPAN, LIPI, BPPT, dan Kemenristek/BRIN dan termasuk di dalamnya Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman resmi berintegrasi dengan BRIN
“Dengan terintegrasinya Kemristek dan empat LPNK ke BRIN, status LBM Eijkman telah kami lembagakan menjadi unit kerja resmi yakni Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati,” kata Handoko dalam siaran tertulis.
1. Nama Eijkman diambil dari peneliti asal Belanda
Nama lembaga penelitian ini diambil dari Christiaan Eijkman, peneliti berkebangsaan Belanda. Ia sempat menjabat sebagai direktur utama lembaga Eijkman.
Christiaan Eijkman merupakan peraih nobel kedokteran yang melakukan penelitian mengenai penyakit beri-beri pada awal dasawarsa 1900-an dan meletakkan dasar mengenai penemuan vitamin. Penelitian itu dilakukan di cikal-bakal lembaga Eijkman.
Sebagai pengakuan atas karya mendasarnya yang menjadi dasar konsep vitamin modern, Eijkman memenangkan Hadiah Nobel pada 1929.
Baca Juga: Peleburan Eijkman Diklaim Tak akan Ganggu Riset Vaksin Merah Putih
2. Sempat ditutup pada 1960-an
Editor’s picks
Laboratorium penelitian Eijkman ditunjuk sebagai Laboratorium Medis Pusat pada peringatan 50 tahun pendirian menjadi Eijkman Institute. Pada puncaknya di awal abad lalu, Institute Eijkman terkenal di dunia sebagai pusat pengobatan tropis.
Tetapi lembaga Eijkman sempat ditutup pada 1960-an, karena pergolakan ekonomi dan politik Indonesia dan digabungkan dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
3. Eijkman dibuka kembali, tak terlepas dari peran BJ Habibie
Pada Desember 1990, dalam rangka memperingati satu abad penemuan defisiensi vitamin B1 sebagai penyebab beri-beri oleh Christiaan Eijkman, BJ Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi memutuskan membuka kembali Lembaga Eijkman.
Kemudian, Lembaga Eijkman secara sah dihidupkan kembali pada Juli 1992.
4. Diresmikan oleh Presiden Kedua RI Soeharto
Laboratorium Eijkman mulai beroperasi kembali pada April 1993. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden Kedua RI Soeharto pada 19 September 1995.
Di era baru, Lembaga Eijkman dipimpin oleh Profesor Sangkot Marzuki sejak tahun 1992 hingga tahun 2014. Kemudian 2014 hingga 2021, jabatan Direktur Lembaga Eijkman dipegang Profesor Amin Soebandrio.
Baca Juga: Dilebur dengan BRIN, Eijkman Tak Bisa Lagi Teliti Genome COVID-19