Fakta-fakta Kasus Penganiayaan Terhadap Perawat RS Siloam Palembang

Penganiayaan dilakukan seorang ayah pasien

Jakarta, IDN Times - Rekaman video aksi penganiayaan terhadap seorang perawat oleh ayah pasien di RS Siloam Sriwijaya di Palembang, Sumatra Selatan, viral di media sosial.

Dalam video yang tersebar nampak pria terlihat marah hingga melakukan kekerasan sampai perawat tersungkur dan keluar dari ruangan pasien dengan kondisi menangis.

Tidak terima, pihak rumah sakit dan perawat melaporkan aksi penganiayaan tersebut ke pihak berwajib. Tidak butuh waktu lama, Polrestabes Palembang menangkap pelaku berinisial JT.

Berikut fakta-fakta penganiayaan perawat RS Siloam Sriwijaya oleh keluarga pasien:

1. Berawal dari perawat buka infus anak pelaku

Fakta-fakta Kasus Penganiayaan Terhadap Perawat RS Siloam PalembangFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Baca Juga: Ditangkap! Penganiaya Perawat RS Siloam Palembang Bukan Polisi

Kekerasan tersebut dialami perawat Christina Ramauli Simatupang (28) pada Kamis (15/4/2021) sekitar pukul 13.40 WIB. Menurut hasil keterangan korban dan pihak rumah sakit, anak terlapor yang berusia dua tahun sedang menjalani perawatan di RS Siloam Sriwijaya Palembang.

Saat itu, kondisi anak terlapor telah sembuh dan diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Korban selaku perawat pun melepas selang infus dari tangan anak tersebut.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra, mengungkapkan korban saat itu memperingatkan istri pelaku agar tak menggendong terlebih dulu anaknya. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya pendarahan di tangan.

"Istri tersangka sudah diingatkan untuk tidak dulu menggendong anaknya, namun tetap memilih menggendong setelah infus dilepas. Dari situlah kejadian tangan anaknya berdarah terjadi," ungkap  di Palembang, Sabtu (17/4/2021).

2. Pelaku JT geram dan mengaku sebagai polisi

Fakta-fakta Kasus Penganiayaan Terhadap Perawat RS Siloam PalembangIDN Times/Arief Rahmat

Ketika terjadi pendarahan itu, istri pelaku mengabari pelaku JT yang masih berada di Kota Kayu Agung. Cerita tersebut pun membuat JT geram dan langsung menuju RS Siloam Sriwijaya di Palembang.

Pelaku JT sempat mengancam perawat di RS Siloam Sriwijaya akan memperpanjang kasus tersebut ke ranah hukum. Namun, karena tersulut emosi, pelaku langsung menganiaya korban dengan menendang, memukul dan menjambaknya.

JT sempat mengaku sebagai seorang polisi, ketika ada seorang polisi yang sedang tak bertugas mencoba menghentikan aksinya.

"Terlapor sempat ditegur oleh seorang polisi karena main hakim sendiri. Dirinya justru mengancam kembali," ujar Direktur Keperawatan RS Siloam Sriwijaya Palembang, Benedikta Beti Bawaningtyas, Jumat (16/4/2021).

Belakangan, terbukti bahwa JT memang bukan polisi. Dirinya hanya mengaku sebagai polisi untuk menggertak karena ditegur seorang anggota keluarga pasien lain.

"Setelah kami cek tidak ada indikasi sebagai polisi, hanya mengaku saja," jelas dia.

3. Perawat mengalami luka lebam

Fakta-fakta Kasus Penganiayaan Terhadap Perawat RS Siloam PalembangIlustrasi tenaga medis. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Aksi penganiayaan yang dilakukan pelaku JT membuat sang perawat harus dirawat. Korban mengalami luka lebam dan trauma akibat diserang keluarga pasien.

"Saat ini perawat kita masih menjalani perawatan, kita terus mengontrol kondisinya karena beberapa luka baik fisik dan psikis," ungkap dr Bona Fernando.

Bona menilai, luka fisik yang dialami oleh perawatnya berada di sekujur tubuh. Rambutnya sempat ditarik oleh terlapor, bahkan mendapat pukulan di bagian wajah.

"Perlahan kondisi fisik dan psikisnya sudah mulai membaik. Tadi siang saya sempat berbicara, dia sudah lebih baik dari kemarin," jelas dia.

4. Pelaku ditangkap dan minta maaf

Fakta-fakta Kasus Penganiayaan Terhadap Perawat RS Siloam PalembangIlustrasi Perundungan (IDN Times/Mardya Shakti)

Tidak lama setelah video tersebut viral, JT diamankan tim reskrim Polrestabes Palembang pada Jumat (16/4/2021) malam. Polisi menangkap pelaku di kediamannya yang berlokasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tanpa perlawanan.

Pelaku JT pun meminta maaf atas tindakan penganiayaan yang dilakukannya. Ia mengaku emosi menerima laporan tangan anaknya berdarah saat dicabut selang infus.

"Kepada korban, keluarga dan semua pihak yang ada hubungan dengan korban CR, saya mengakui sudah melakukan tindakan yang kurang baik," ungkap JT di Mapolrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021).

Baca Juga: Begini Cerita Sebelum Terjadi Penganiayaan ke Perawat di Palembang

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya