Ganasnya Mutasi Corona B1351, Bisa  Perparah Penyakit hingga Kematian

Satu kasus ditemukan di Bali

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, varian virus corona B1351 yang berasal dari Afrika Selatan diduga bisa mengurangi efikasi vaksin COVID-19

"Ada dugaan penurunan efikasi dari vaksin di Afrika Selatan. Akan tetapi, vaksinnya tetap dapat memberikan dampak positif dari penanganan COVID-19 yakni penurunan, maka kita upayakan vaksinasi dilakukan lebih dulu sebelum virus mutasi," ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi dalam konferensi pers virtual, Selasa (4//5/2021).

Baca Juga: Kemenkes: Satu Pasien Terinfeksi Mutasi Virus Corona B1351 Meninggal 

1. Mutasi virus corona B1351 bisa membuat penyakit menjadi lebih parah

Ganasnya Mutasi Corona B1351, Bisa  Perparah Penyakit hingga KematianIlustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Nadia mengungkapkan, varian mutasi virus corona B1351 dari Afrika Selatan memiliki beberapa karakteristik yang menyebabkan penularan lebih cepat, bahkan menyebabkan penyakit menjadi lebih parah dalam waktu singkat.

"Jadi seseorang akan mengalami tingkat keparahan penyakit dari ringan jadi berat dalam waktu singkat, dan berujung kepada kematian," katanya.

2. Satu pasien terinfeksi B1351 meninggal dunia

Ganasnya Mutasi Corona B1351, Bisa  Perparah Penyakit hingga KematianIlustrasi pemakaman pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Nadia mengatakan, saat ini ada satu kasus B1351 dari Afrika Selatan ditemukan di Bali. Satu pasien warga negara Indonesia yang positif terinfeksi varian B1351 tersebut sudah meninggal dunia.

"Pasien ini diambil spesimennya tanggal 25 Januari 2021, dan ternyata pasien ini pada 16 Februari 2021 meninggal dunia," ujarnya.

3. Kemenkes lakukan penyelidikan epidemiologi

Ganasnya Mutasi Corona B1351, Bisa  Perparah Penyakit hingga KematianIlustrasi laboratorium (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Nadia menambahkan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan epidemiologi dan menganalisa apakah dari laporan yang ada terjadi peningkatan saat kasus ini terkonfirmasi.

"Karena kasus ini sebenarnya sudah jauh sekali sejak Januari, yang bersangkutan meninggal 16 Februari+¹ jadi kita sedang menganalisis secara epidemiologi," ujarnya.

 

Baca Juga: Waspada! Mutasi COVID-19 dari India dan Afrika Selatan Sudah Masuk RI

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya