Ganjar Pranowo: Peneliti Dulu Tidak Disapa, Sekarang Dibutuhkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pandemik virus corona atau COVID-19 membuat publik seakan dicubit dan tersadar, bahwa keberadaan peneliti sangat dibutuhkan.
"Sebelumnya seorang peneliti tidak mendapatkan tempat yang baik, mereka selalu berada di sudut-sudut, tidak ada yang menyapa. Tiba-tiba meminta mereka untuk melahirkan sesuatu, no why?" ujar Ganjar, dalam acara Dialog Nasionalisme di Tengah Tantangan Pandemik COVID-19 dalam Menyongsong Indonesia Emas, Jakarta, Selasa (21/7/2020).
1. Ganjar menyarankan dana riset ditambah agar Indonesia mandiri
Ganjar berharap dana riset terus ditambah, agar peneliti bisa lebih mandiri dan bisa mengambil keputusan besar serta berinisiatif. Menurut dia, peneliti jangan sampai terus menunggu, namun harus melakukan lompatan.
"Rapid test menunggu dari Tiongkok, mengapa kita tidak bikin? Lembaga riset, lembaga penemu, pencipta membebek terus tanpa kita mampu. Mengapa kita tidak bikin, kira-kira hari ini dengan Rp720 triliun bisa gak ya Rp10 triliun (untuk penelitian)?" ujar dia.
Baca Juga: Bakal Vaksin COVID-19 yang Dibuat Oxford Terbukti Picu Imunitas
2. Ganjar memburu data BPJS Kesehatan untuk menangani kasus COVID-19 di Jateng
Ganjar mengatakan saat ini keselamatan rakyat adalah nomor satu. Di Provinsi Jawa Tengah, ia terus berinisiatif memburu BPJS Kesehatan agar membuka data warga Jateng yang mempunyai penyakit komorbid, darah tinggi, dan orang tua.
Editor’s picks
"Mereka agar bisa diisolasi dari awal, namun tekanan nampaknya luar biasa, apakah pemerintah siap, alhamdulilah kita masih waras," ujar dia.
3. Indonesia tidak perlu impor lagi, jika anggaran Rp10 triliun untuk penelitian
Sementara, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi Ali Ghufron Mukti mengapresiasi saran Ganjar, agar negara mengalokasikan Rp10 triliun dari dana stimulasi dan penanganan dampak pandemik sebesar Rp720 triliun.
"Jika Rp10 triliun untuk penelitian semua, kami janji 90 persen tidak perlu impor," kata dia.
4. Vaksin COVID-19 merah putih tersedia pada 2021
Ali mengungkapkan untuk pembuatan vaksin merah putih yang diproduksi lembaga peneliti Eijkman diberikan anggaran Rp5,5 miliar. Dengan dana tersebut, vaksin merah putih akan tersedia pada 2021.
"Dana kami keseluruhan Rp60 miliar, itu pun sulit dapatnya setengah mati, dengan dana tersebut sudah lahir beragam inovasi, termasuk pemeriksaan test kit, robot dokter dan lain, ini hanya Rp60 miliar, kalau bicara Rp10 triliun luar biasa," ujar dia.
Baca Juga: Uji Klinis Vaksin COVID-19 Tiongkok Diperkirakan Selesai Januari 2021