Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen Bantu Pengendalian Pandemik

Tes antigen memiliki tingkat akurasi 80 persen

Jakarta, IDN Times - Sudah sembilan bulan pandemik COVID-19 melanda namun sampai saat ini belum menunjukan penurunan kasus, sebaliknya angka penyebaran COVID-19 malah meningkat. Kondisi ini membuat keprihatinan sejumlah pihak. Untuk membantu pemerintah mengendalikan penyebaran virus COVID-19 muncul Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia.

Tim Pelaksana Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia, Arief Bobhil, mengungkapkan inisiator gerakan ini merupakan datang dari beragam latar profesi, baik sastrawan, dokter, ilmuwan, seniman, seperti Goenawan Mohammad, Gus Mus; dari intelektual publik seperti Toety Heraty, Emil Salim, dan masih banyak lagi.

Laki-laki yang biasa disapa Bobhil ini menjelaskan pemerintah Indonesia masih jauh dari batas ideal dalam hal melakukan tes COVID-19.

"Para inisiator melihat tes massal tidak kunjung dilakukan. Pemerintah Indonesia masih jauh dari batas ideal dalam hal melakukan tes COVID-19. Jika merujuk angka idealnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 1 per 1.000 orang tiap pekan, itu berarti untuk Indonesia harus bisa melakukan," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Jumat (4/11/2020).

1. Testing kasus harus dilakukan sebanyak-banyaknya

Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen Bantu Pengendalian PandemikIlustrasi swab test. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Bobhil menerangkan untuk mengejar ketertinggalan tersebut, tak ada cara lain selain melakukan pengetesan sebanyak-banyaknya.

"Dari situ, tantangan yang muncul kemudian adalah keterjangkauan masyarakat terhadap alat tesnya. Harga yang murah dan tentu saja alat tes yang akurat," katanya.

Baca Juga: Satgas COVID-19 Sumut Sebut Program J3K Penting untuk Cegah COVID-19

2. Tes Antigen memiliki tingkat akurasi 80 persen

Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen Bantu Pengendalian PandemikIlustrasi Swab Test. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bobhil menambahkan pada September lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan penggunaan tes antigen sebagai salah satu metode skrining COVID-19. Tes Antigen ini memiliki tingkat akurasi 80 persen lebih dibandingkan dengan antibodi yang hanya 30 persen saja.

"Bersandar pada PCR untuk melakukan tes massal kelihatannya tidak memungkinkan selain itu, alat swab antigen yang lulus uji validasi di Indonesia juga belum banyak, sehingga kami terinspirasi untuk menerapkannya di Indonesia," katanya.

3. Gerakan Sejuta Tes untuk membiayai pembelian alat swab tes antigen

Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen Bantu Pengendalian PandemikIlustrasi Swab Test. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bobhil memaparkan gerakan solidaritas untuk mendukung terselenggaranya uji cepat massal menggunakan tes swab antigen. Inisiasi ini juga tentunya menjawab kebutuhan atas kecepatan pemenuhan rasio tes yang direkomendasikan oleh WHO.

"Bentuk gerakan solidaritas dan Inisiatif ini secara khusus berupa urunan dana malalui platform Kitabisa.com dan Gerakan Sejuta Tes untuk membiayai pembelian alat swab tes antigen. Hasil dari pembelian itu kemudian akan dimanfaatkan dan disalurkan secara gratis. Dengan biaya USD 7,5 per tes atau sekitar 120 ribu rupiah," katanya.

4. Alat tes swab antigen ke puskesmas yang berada di zona merah

Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen Bantu Pengendalian PandemikIDN Times / Shemi

Bobhil menyebutkan pihaknya akan bekerja sama dengan Satuan Tugas COVID-19 daerah untuk menyalurkan alat tes swab antigen ke puskesmas yang berada di zona merah.

"Kami juga terbuka bekerja sama dengan industri dan kelompok kerja yang ingin berpartisipasi," ujarnya.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Pulang dari Yogyakarta, 33 Guru MAN 22 Jakbar Positif COVID-19  

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya