Guru Besar UGM: COVID-19 Bisa Tembus Masker, Jaga Jarak!

COVID-19 akan terus bermutasi

Jakarta, IDN Times - Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) R. Wasito, mengatakan ukuran virus corona sangat kecil yakni 0,1 mikron, sehingga bisa menembus masker yang dipakai manusia. Karena itu, ia menyarankan agar lebih banyak menjaga jarak minimal 2 meter agar tidak tertular.

“Percuma jika kita memakai masker tapi jarak masih berdekatan dan bersentuhan karena ukuran virus yang kecil ini bisa keluar masuk masker,” kata dia dalam siaran tertulis dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu (1/11/2021).

Selain itu, kemampuan penetrasi COVID-19 ini sangat tinggi pada kondisi tubuh yang mengalami kepanikan atau stres. Karena itu, Wasito mengimbau masyarakat agar menghindari stres.

“Menghindari stres dengan jangan kagetan atau gumunan, tetap menjaga 6M, 3T, lingkungan yang kondusif dan selalu konsumsi," kata dia.

Baca Juga: COVID-19 Omicron Berpeluang Sudah Masuk RI Tapi Belum Terdeteksi

1. COVID-19 akan terus mengalami mutasi

Guru Besar UGM: COVID-19 Bisa Tembus Masker, Jaga Jarak!Ilustrasi mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Wasito mengatakan COVID-19 akan terus mengalami mutasi, sehingga memunculkan varian baru seperti adanya varian Delta dan Omicron.

Mutasi bisa terjadi di semua negara di mana virus corona itu pernah terdeteksi. Sebab, menurut dia, virus yang disebut-sebut berasal dari kelelawar ini sudah mengalami ribuan mutasi dalam tubuh kelelawar, sehingga mampu menular ke manusia dan kini sudah antarmanusia.

“Di kelelawar terjadi mutasi yang berulang-ulang, sehingga dulu bisa menyebabkan Sars dan Mers. Saat ini masih dicari kenapa bisa terjadi mutasi berulang sampai beribu kali dalam sirkulasi darah, dan dalam sel jaringan kelelawar yang kini masih menjadi misteri, tapi tidak semua kelelawar memiliki corona,” kata Wasito.

2. Awalnya COVID-19 tidak menular ke manusia

Guru Besar UGM: COVID-19 Bisa Tembus Masker, Jaga Jarak!

Berbeda dengan penelitian yang dilakukannya sejak 1988 tentang coronavirus pada hewan ternak besar, unggas dan hewan kecil, Wasito menuturkan, awalnya virus corona tidak menular ke manusia.

Namun, lanjut Wasito, setelah mengalami banyak mutasi di kelelawar akhirnya menular ke manusia. Kendati, gejala yang ditimbulkan bagi hewan yang terinfeksi coronavirus umumnya memang menyerang saluran pernapasan, tetapi tidak sedikit juga menyerang saluran pencernaan pada hewan.

Baca Juga: Satgas: Penyintas COVID-19 Bisa Terinfeksi Varian Omicron

3. COVID-19 menyerang saluran pernapasan

Guru Besar UGM: COVID-19 Bisa Tembus Masker, Jaga Jarak!Petugas mengendarai mobil layanan Ambulans Gawat Darurat (AGD) di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (25/6/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

Gejala terpapar COVID -19 pada manusia yang lebih banyak menyerang saluran pernapasan, dengan muncul batuk dan pilek, hingga gangguan pernapasan.

Wasito menduga tidak menutup kemungkinan virus corona menyerang saluran pencernaan dengan munculnya diare akut, seperti halnya yang terjadi pada hewan terpapar coronavirus.

“Sekarang ini lewat pernapasan, namun bisa saja nantinya lewat tinja karena mengalami diare. Saya sudah menduga lama,” kata dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya