Heru Baru Dengar JLNT Pluit Era Ahok Mangkrak, Akankah Dilanjutkan?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku baru mengetahui Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara yang dibangun era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mangkrak.
Saat dikonfirmasi, Heru mengaku akan mempelajari terlebih dahulu untuk menentukan nasib JLNT tersebut.
"Saya baru tahu ada hal ini, dipelajari dulu," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Kamis (1/6/2023).
1. PPKS di JLNT ditertibkan
Terkait munculnya Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan bangunan liar yang berada di JLNT tersebut, Heru akan segera menertibkan.
"Kami sampaikan, akan segera ditertibkan," imbuhnya.
Baca Juga: Usai Viral, Satpol PP Ciduk PPKS yang Tinggal di JLNT Mangrak
2. Satpol PP tertibkan bangunan liar di JLNT
Satpol PP DKI Jakarta menertibkan tiga gubuk liar yang berdiri di proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Editor’s picks
Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin, mengatakan tiga gubuk liar yang dihuni Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) sudah ditindaklanjuti pada Minggu (28/5/2023) sore.
"Penghuni telah dijemput keluarganya dibawa ke Serang, Pangdeglang, atas nama Yadi Suryadi. Untuk gubuk kedua, merupakan dua penjual kopi dan telah pindah ke kontrakan di daerah Wacung, Kelurahan Penjaringan," ujar Arifin dalam pesan yang diterima IDN Times.
3. JLNT mangkrak dihuni PPKS
Sebelumnya, proyek JLNT yang mulai dibangun pada 2015 itu bertujuan untuk menghubungkan kawasan Pluit dengan akses tol Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Tol Tanjung Priok. Namun, JLNT yang terbengkalai itu kini menjadi hunian para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti gelandangan dan pemulung.
Umiyanah, salah satu penghuni tempat itu, mengatakan belum ada petugas yang mengecek fasilitas umum terbengkalai yang beralih fungsi tersebut.
"Belum ada petugas ke sini. Mobilnya ada yang lewat, tapi mereka tidak lewat flyover," kata Umiyanah kepada wartawan di Jakarta Utara, dikutip ANTARA.
Umiyanah bersama suaminya, Roni, mengaku telah tinggal di JLNT mangkrak tersebut sekitar dua tahun terakhir, dengan menempati gubuk empat meter persegi yang mereka bangun di atas JLNT Pluit.
Menurut dia, fasilitas umum yang dibangun pada Agustus 2015 sampai Mei 2017 itu sudah mengalami banyak retakan di pondasinya. Jalan ini mempunyai panjang 10,1 kilometer (km) dari Jalan Pluit Barat Raya ke Jalan Pluit Selatan Raya.
Baca Juga: Proyek JLNT Pluit Era Ahok Ditempati Gelandangan, Ini Reaksi Kasatpol