IDI: Jumlah Tenaga Medis Harus Ditambah di Wilayah Episentrum
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengungkapkan di sejumlah lokasi yang menjadi episentrum penularan COVID-19 sudah terjadi overload kapasitas angka okupansi tempat tidur RS rujukan untuk penanganan COVID-19.
Tingginya kasus COVID-19 tidak hanya berdampak pada ketersediaan tempat tidur di rumah sakit namun juga tenaga medis.
"Kalau umpanya overload besar maka jumlah tenaga juga dipikirkan," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Jumat (28/8/2020).
1. Jumlah tenaga medis harus terus ditambah
Satgas COVID-19 sudah menerima relawan. Menurut Adib jika terjadi peningkatan kasus COVID-19 bukan jam kerja yang ditambah tetapi sumber daya manusia.
"Jadi kalau kurang bukan jam kerja tenaga medis yang ditambah namun jumlah SDM-nya," ujarnya.
2. Sebanyak 71 persen ketersediaan tempat tidur unit perawatan intensif terisi
Editor’s picks
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan 71 persen dari ketersediaan 483 tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) di 67 RS rujukan di Jakarta untuk penanganan COVID-19 telah terisi.
"Berdasarkan data terakhir pada 23 Agustus, dari jumlah tempat tidur ICU sebanyak 483 di 67 RS rujukan, persentase digunakan sebesar 71 persen," katanya.
Dengan demikian, tempat tidur ICU untuk COVID-19 kini tersedia sekitar 140 unit di 67 rumah sakit rujukan COVID-19.
3. Sebanyak 64 persen ruang isolasi terpakai
Sementara itu, untuk tingkat okupansi atau penggunaan tempat tidur isolasi COVID-19 di 67 RS rujukan, sekitar 64 persen dari kapasitasnya sebanyak 4.456 tempat tidur.
"Berdasarkan data terakhir pada 23 Agustus, dari jumlah tempat tidur isolasi sebanyak 4.456 di 67 RS rujukan, persentase keterpakaiannya sebesar 64 persen," ujar Dwi.
Baca Juga: Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHO