Ingin Saingi Ginseng Korea, Menkes Minta Kelor Diteliti Serius

Kelor jadi tanaman herbal terbaik khas Indonesia

Jakarta, IDN Times - Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah dengan tumbuhan kelor yang cukup banyak di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin minta Pemerintah Daerah NTT meneliti kelor dengan serius, sebab kelor jadi tanaman herbal terbaik khas Indonesia.

“Saya minta ke Pemda ini (kelor) kita masukkan penelitian, karena kelor itu kan kaya akan gizi,” ujar Budi dalam siaran tertulis, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga: Heboh Flu Burung Tularkan ke Manusia, Ini Penjelasan Menkes

1. Menkes ingin kelor jadi tanaman herbal terbaik khas Indonesia

Ingin Saingi Ginseng Korea, Menkes Minta Kelor Diteliti SeriusPemerintah Kabupaten Buleleng

Budi ingin menjadikan kelor sebagai tanaman herbal terbaik khas Indonesia, sebagaimana ginseng dari Korea, sebab kelor menjadi makanan tradisional dan tanaman herbal Indonesia.

“Saya pengin ngimbangin seperti ginsengnya Korea, dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” ucap Menkes.

2. Beragam manfaat kelor

Ingin Saingi Ginseng Korea, Menkes Minta Kelor Diteliti Seriusilustrasi daun kelor (pexels.com/Đỗ Tâm)

Selain daunnya, biji kelor juga memiliki banyak manfaat. Biji kelor mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati. Selain itu, minyak biji kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik atau obat-obatan.

Kelor atau Moringa Oleifera cukup populer di NTT karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat setempat. Daun kelor di NTT biasanya diolah menjadi sayur atau lalapan, yang diolah dengan bumbu khas NTT.

 

3. Kelor memiliki potensi sebagai sumber pangan alternatif

Ingin Saingi Ginseng Korea, Menkes Minta Kelor Diteliti SeriusMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai acara Tenaga Kesehatan Teladan Award 2022 oleh Kemenkes di Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2022). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Di samping itu, kata Menkes, kelor juga memiliki potensi sebagai sumber pangan alternatif untuk mengatasi masalah kelaparan di daerah-daerah terpencil di NTT. Kandungan nutrisi yang tinggi pada kelor, seperti protein, vitamin, dan mineral, dapat membantu mengatasi kekurangan gizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat setempat.

“Jadi kita akan menjadikan kelor sebagai salah satu makanan tradisional dan herbal Indonesia, kita akan riset secara formal. Kita dukung risetnya supaya bisa diterima di kalangan internasional,” imbuh Budi.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya