Jadi Yatim dan Tukang Tarik Kabel, Ini Perjuangan Hidup Kalapas Hendra

Saking tak punya uang, celana seragam robek ditambal plester

Jakarta, IDN Times - Senyum Kepala Lapas Kelas I Cipinang Hendra Eka Putra langsung mengembang, saat IDN Times memasuki ruangnya, Senin (14/10) lalu. Dibalik seragam biru dengan tanda pangkat di kedua pundaknya, siapa sangka laki-laki  ramah tersebut memiliki jalan berliku untuk meraihnya.

Tak mudah bagi Hendra untuk mencapai apa yang telah diraihnya saat ini. Getirnya kehidupan telah dirasakan sejak bapaknya meninggal. Saat itu, Hendra masih duduk di bangku kelas 1 SMA, ibunya bekerja keras menghidupi Hendra dan 4 orang adiknya dengan berdagang jalan kaki keliling dari kampung ke kampung.

Baca Juga: Kesaksian Hendra Saat Tangani Abu Bakar Ba'asyir di Nusakambangan

1. Celana robek hanya bisa tambal pakai plester

Jadi Yatim dan Tukang Tarik Kabel, Ini Perjuangan Hidup Kalapas HendraDok.istimewa

Anak pertama dari lima bersaudara ini harus hidup prihatin. Tiap hari Hendra harus berjalan kaki pulang pergi ke sekolah dengan jarak 6 kilometer.

Dia harus menahan malu, karena beberapa kali celana robek. Karena keterbatasan dana, Hendra seringkali mengakali celananya yang robek dengan menambal pakai plester.

"Agar gaul dikit saya gambar itu plester, saya juga tiap minggu ngecat sepatu pakai pilok biar kayak gonta ganti sepatu padahal cuma satu," terangnya.

2. Pernah jadi sopir dan tukang tarik kabel di jalan demi bisa sekolah

Jadi Yatim dan Tukang Tarik Kabel, Ini Perjuangan Hidup Kalapas HendraIDN Times/Dini Suciatiningrum

Bertekad mengubah nasib, Hendra hijrah ke Jakarta. Kepintarannya mengantarkan dia diterima mengikuti diklat di sebuah akademi. Namun, kesulitan tidak berakhir di situ. Dia masih terus berjuang agar bertahan di ibu kota.

"Kerja apa saja saya jalani, karena saat itu saya jadi sopir, jadi petugas PLN yang narik kabel di jalan, jadi sopir sayuran, apa saja yang penting bisa. Saya sekolah juga butuh seragam," imbuhnya.

3. Semua tidak lepas dari doa ibu

Jadi Yatim dan Tukang Tarik Kabel, Ini Perjuangan Hidup Kalapas HendraIDN Times/Dini Suciatiningrum

Hendra memang bercita-cita ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebab, dia merasa tidak punya bakat saat itu. Atas perjuangan, ketekunan, dia diterima di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhukam).

Hendra mengawali kariernya di pemerintahan sebagai staf di Lapas Purwokerto, Jawa Tengah. Kariernya terus melejit hingga dipercaya memimpin sejumlah lapas, mulai lapas di Kalimantan Barat, Blitar, Bojonegoro, Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Banjarmasin, hingga memimpin Lapas Cipinang.

"Saya yakin apa yang saya raih tidak lepas dari doa dan restu ibu saya. Tidak hanya saya saja, adik saya juga sukses dan mengisi posisi strategis di perusahaan swasta. Sampai saat ini saya selalu rutin temui ibu, cium tangannya," ungkap Hendra.

4. Membantu memasarkan hasil keterampilan warga binaan

Jadi Yatim dan Tukang Tarik Kabel, Ini Perjuangan Hidup Kalapas HendraIDN Times/Dini Suciatiningrum

Untuk membantu warga binaan lapas, Hendra turut memasarkan hasil kerajinan para tahanan, mulai dari motor atau mobil modifikasi, kerajinan batik, batu, dan hasil keterampilan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya Hendra juga 

"Jadi sebagian masuk kas negara dan warga binaan juga," ujarnya.

Guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, Hendra memiliki bisnis sampingan yakni jual beli mobil. "Ya gaji kalapas berapa sih mba,k kalau gak ada bisnis lain," ujar bapak empat anak ini.

Baca Juga: Kisah Perang Batin Kalapas Antar Terpidana Mati ke Tempat Eksekusi

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya