Jelang Lebaran, BPOM Musnahkan Ribuan Makanan Kedaluwarsa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan memusnahkan 41.709 produk makanan dan minuman yang kedaluwarsa, rusak, serta tanpa izin edar.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, jumlah tersebut lebih sedikit dari 2022, yaitu 125.231 produk. Artinya semakin berkurang produk tidak layak konsumsi di masyarakat, walau kasusnya tetap ada.
"Berdasarkan hasil pelaksanaan intensifikasi pengawasan pangan pada bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri sampai dengan 17 April 2022, BPOM masih menemukan produk pangan olahan yang tidak masuk ketentuan di sarana peredaran," ungkap Penny K. Lukito dalam konferensi pers virtual, Senin (25/4/2022).
1. Nilai ekonomi mencapai Rp470 milliar
Penny menyampaikan, dari 1.899 sarana peredaran yang diperiksa, terdapat 601 tempat yang menjual produk pangan rusak, kedaluwarsa, dan, terdiri dari 576 sarana ritel, 22 distributor, 2 gudang e-commerce, dan 1 importir.
"Jumlah total temuan produk sebanyak 2.594 produk dengan jumlah keseluruhan 41.709 buah yang diperkirakan memiliki total nilai ekonomi mencapai Rp470 milliar," terangnya.
Baca Juga: Alfamart Palembang Setop Peredaran Kinder Joy Sembari Tunggu BPOM
2. Sebagian besar penemuan pangan kedaluwarsa
Penny menambahkan dari total temuan tersebut, sebagian besar merupakan pangan kedaluwarsa yaitu sebanyak 57,16 persen.
Editor’s picks
Penny mengungkapkan yang banyak pangan kadaluwarsa ditemukan di wilayah kerja UPT di Manokwari, Kepulauan Tanimbar, Ambon, Manado, dan Rejang Lebong.
"Hasil pengawasan juga menemukan produk pangan rusak sebanyak 5,03 persen yang ditemukan di wilayah kerja UPT di Manokwari, Ambon, Baubau, Yogyakarta dan Banyumas," imbuhnya.
3. Lima jenis temuan pangan kedaluwarsa terbanyak
Sementara produk pangan Tanpa Izin Edar (TIE) terbanyak yang ditemukan adalah Bahan Tambahan Pangan (BTP), bumbu siap pakai, dan minuman serbuk kopi.
Sementara lima jenis temuan pangan kedaluwarsa terbanyak adalah bumbu siap pakai, minuman serbuk kopi, minuman serbuk berperisa, biskuit, dan produk bakery.
"Untuk pangan rusak yang paling banyak ditemukan adalah Susu Kental Manis (SKM), saus, ikan dalam kaleng, susu Ultra High Temperature (UHT)/susu steril, dan biskuit," katanya.
4. BPOM akan melakukan pembinaan
Penny menegaskan BPOM akan melakukan pembinaan dan memberi peringatan kepada pelaku usaha di sarana peredaran, serta memusnahkan produk yang rusak dan kedaluwarsa.
“Untuk temuan produk TIE, BPOM akan melakukan pengamanan produk. BPOM juga siap untuk memberikan bimbingan dan memfasilitasi pelaku usaha untuk memproses pendaftaran produk pangan olahannya,” terang Penny.
Baca Juga: Warga Palembang Diimbau Beli Parsel Berlabel BPOM