Jelang Nataru, Pemprov DKI Siapkan Beragam Jurus Stabilkan Harga

Kenaikan harga di Nataru merupakan hal wajar

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menyampaikan tren kenaikan harga pangan menjelang perayaan Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) merupakan yang wajar terjadi setiap tahunnya. 

Namun, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya mengendalikan harga pangan dengan sejumlah langkah. 

“Pemprov DKI menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk menjaga kestabilan harga pangan," ujar Suharini dalam siaran tertulis, Jumat (9/12/2022).

1. Pemprov siapkan paket sembako senilai Rp126 ribu

Jelang Nataru, Pemprov DKI Siapkan Beragam Jurus Stabilkan HargaIlustrasi bantuan sembako di tengah wabah COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Pertama, lanjut Suharini, melakukan penyediaan dan pendistribusian bahan pangan bagi kelompok masyarakat tertentu, seperti penerima Kartu Jakarta Pintar Plus, Kartu Lansia Jakarta, dan Kartu Penyandang Disabilitas dengan target sebanyak 1,1 juta orang. 

"Pada program ini, masyarakat cukup menyiapkan uang sebesar Rp 126 ribu untuk membeli paket beras 5 kilogram, daging sapi 1 kilogram, daging ayam 1 kilogram, telur, susu 24 kotak dan ikan kembung 1 kilogram,” katanya.

 

Baca Juga: DKI Jakarta Masuk Zona Oranye COVID-19 Jelang Nataru, Waspada! 

2. Harga cabai mengalami kenaikan

Jelang Nataru, Pemprov DKI Siapkan Beragam Jurus Stabilkan HargaIDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Kemudian, lanjutnya, Pemprov DKI Jakarta juga mengadakan bazar pangan keliling di Kantor Wali Kota/Bupati Administrasi, Kecamatan, Kelurahan, dan rumah susun (rusun). 

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan bahan pangan dalam bentuk paket sehingga harga menjadi lebih ekonomis yang bisa didapat di Gerai Pangan Pasar Jaya. 

“Terkait dengan kenaikan harga komoditas cabe, tidak hanya disebabkan naiknya permintaan, tetapi juga disebabkan kenaikan harga produksi. Kondisi musim hujan meningkatkan biaya ongkos petik cabai dan biaya pemeliharaan hama penyakit,” tuturnya. 

 

3. Keterbatasan lahan produksi pangan di DKI Jakarta

Jelang Nataru, Pemprov DKI Siapkan Beragam Jurus Stabilkan HargaIlustrasi lahan (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

Suharini menyebut, tantangan yang dihadapi DKI Jakarta adalah keterbatasan lahan produksi pangan. Untuk menghadapi itu, Pemprov DKI Jakarta mengembangkan pertanian yang berbasis ruang dan memanfaatkan 7 ruang, yaitu rumah susun, lahan kosong, lahan pekarangan dan gang perkampungan, sekolah, gedung, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), dan lahan laut. 

“Sampai dengan 6 Desember 2022, telah dilakukan penyaluran bibit tanaman produktif sebanyak 3.100.940 bibit termasuk di antaranya bibit cabe," ujarnya.

"Masyarakat Jakarta dapat mengajukan permohonan bibit tanaman secara pribadi maupun kelompok melalui openstreetmap.id/dkpkp atau mendatangi 14 lokasi kebun bibit dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang ada di DKI Jakarta,” imbaunya.

Baca Juga: Prioritaskan Pejalan Kaki, Pemprov DKI Jakarta Kembangkan TOD

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya