Jokowi Minta Menteri Kerja Keras, Menko PMK: Saya Sudah Mati-Matian!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo kembali meminta menterinya untuk bekerja lebih keras lagi. Ia menyinggung menteri-menterinya selama 3 bulan bekerja dari rumah tidak menunjukkan kinerja yang progresif.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, sudah bekerja keras mati-matian selama pandemik COVID-19.
"Ah siapa bilang, semuanya sudah bekerja keras, saya aja mati-matian. Kerja semua," ujarnya pada IDN Times usai peluncuran rapid test COVID-19 buatan anak negeri RI-GHA-COVID-19 di Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (9/7/2020).
1. Jokowi minta menteri bekerja tidak biasa saja
Seperti diketahui, Jokowi meminta para pembantunya itu bekerja dengan cepat. Ia juga tak ingin kinerja menterinya biasa-biasa saja di tengah pandemik virus corona yang melanda saat ini.
"Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada saat kondisi seperti ini. Membuat Permen yang biasanya dua minggu, ya sehari selesai. Buat PP yang biasanya sebulan, ya dua hari selesai. Itu lho yang saya inginkan," ujar Jokowi.
Baca Juga: Jengkel Lagi dengan Menterinya, Jokowi: 3 Bulan WFH Malah Kayak Cuti!
2. Menteri harus cari cara sederhana
Sementara, Jokowi mengatakan PR menterinya untuk bekerja secara tak biasa dan mencari cara-cara sederhana. Mengubah dari cara-cara yang sebelumnya rumit, menjadi lebih sederhana.
"Dari cara yang SOP normal, kita harus ganti channel ke SOP yang shortcut. SOP yang smart-shortcut," ungkapnya.
Editor’s picks
3. Lima menteri ini layak reshuffle
Pengamat politik Ujang Komaruddin menilai, ada 5 menteri di Kabinet Indonesia Maju yang layak di-reshuffle oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Pertama, kata Ujang, menteri yang layak diganti adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Menurut Ujang, Terawan telah gagal dalam menangani pandemik virus corona yang bermula di Wuhan, Tiongkok.
“Ini bahaya, garda terdepan honornya gak cair. Kita kritik keras. Kalau kaya gini untuk apa ada menteri, buat apa ada anggaran. Artinya ini harus kita evaluasi di sini. Menteri tidak siap untuk menghadapi pandemik ini,” kata Ujang saat dihubungi IDN Times, Rabu (1/7/2020).
4. Tim ekonomi sulit diganti
Kedua, Ujang juga menyoroti kinerja Menteri Sosial Juliari P. Batubara terkait sengkarut data bantuan sosial bagi masyarakat terdampak pandemik virus corona.
Selanjutnya, ada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang membuka transportasi publik pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Keempat Menteri Tenaga Kerja karena banyak PHK.
Terakhir, tim ekonomi di kabinet Jokowi juga harus segera diganti. Sebab, tidak ada langkah konkret yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi ekonomi saat masa krisis ini.
“Pak Airlangga Hartarto sulit di-reshuffle karena dia dari parpol, apalagi dia bagian dari koalisi Jokowi dan Bu Sri Mulyani akan dipertahankan,” tuturnya.
Baca Juga: Menkeu Bisa Kena Reshuffle, Staf Ahli: Nilainya Jangan Subyektif