Kabar Baik dari Menkes di Tengah Gelombang COVID-19 Omicron

Sebagian besar pasien Omicron alami gejala ringan

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan kabar baik di tengah kasus virus COVID-19 varian Omicron yang terus meroket.

Budi menerangkan sebagian besar pasien Omicron yang mendapatkan perawatan merupakan gejala ringan dan sedang.

"Untuk kasus berat dan sedang kritis atau yang membutuhkan oksigen itu hanya sekitar 8 persen-an," ujar Menkes dalam virtual terkait Hasil Ratas Evaluasi PPKM, Senin (31/1/2022) lalu.

1. Pasien yang membutuhkan oksigen, 63 persen belum vaksinasi

Kabar Baik dari Menkes di Tengah Gelombang COVID-19 OmicronVaksinasi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (5/5/2021). (IDN Times/Herka Yanis).

Budi mengungkapkan berdasarkan observasi dari kasus sedang, berat dan yang membutuhkan oksigen sebanyak 63 persen juga belum divaksinasi lengkap.

"Kita sudah melihat dari kasus yang sedang, berat, yang membutuhkan oksigen. 63 persen belum divaksin lengkap, kebanyakan dari mereka lansia, dan kita identifikasi cukup mengejutkan jumlahnya yang anak-anak," kata.

 

Baca Juga: Varian Omicron Sudah Masuk Bekasi, Impor dari Uni Emirat Arab

2. Pemerintah genjot testing dan tracing

Kabar Baik dari Menkes di Tengah Gelombang COVID-19 OmicronIlustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Sementara terkait lonjakan kasus dalam satu minggu terakhir, Juru bicara vaksinasi COVID-19, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan kenaikan positivity rate mingguan sebesar 3,65 persen sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing.

Dia menegaskan untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

“Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” tambah Nadia.

3. Peningkatan kuota testing dan tracing upaya deteksi dini

Kabar Baik dari Menkes di Tengah Gelombang COVID-19 OmicronDirektur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi ketika berbicara di webinar Sinovac (Tangkapan layar YouTube Inke Maris & Associates)

Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh di atas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terang Nadia.

Baca Juga: Kasus Aktif COVID-19 di Jakarta Tembus 36.881, Tertinggi di Indonesia

4. Kapasitas tempat tidur perawatan COVID-19 masih banyak

Kabar Baik dari Menkes di Tengah Gelombang COVID-19 OmicronPetugas mengendarai mobil layanan Ambulans Gawat Darurat (AGD) di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (25/6/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

Nadia menegaskan kenaikan angka kasus dalam satu minggu terakhir telah diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan COVID-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat.

Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan COVID-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur.

"Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” papar  Nadia.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya