Kabut Asap Semakin Pekat, Mahasiswa Ini Cemaskan Nasib Ibu Bapaknya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kabut asap yang mengepung Provinsi Riau dua pekan terakhir membuat Samian Nasution gelisah memikirkan kondisi ke dua orangtuanya.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik - PLN Jakarta ini mengaku sedih melihat kondisi kampung halaman yang terkena kabut asap karena kebakaran hutan dan lahan.
1. Kedua orangtua Samian terus batuk
Akibat kabut asap karhutla, kedua orangtua Samian menderita batuk selama dua minggu. Dia cemas keadaan orangtua akan semakin bertambah parah jika kabut asap tidak segera reda.
"Saya terakhir pulang Agustus lalu, Bapak dan Ibu masih sehat, namun kemarin dikabarin asap semakin tebal dan orangtua saya batuk-batuk terus," ceritanya pada IDN Times di Car Free Day, Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (22/9).
Baca Juga: Asap Pekat di Langit Pekanbaru, 4 Maskapai Alihkan Penerbangan
2. Para jurnalis aksi galang dana untuk korban kabut asap
Editor’s picks
Samian memberikan apresiasi pada aksi sosial yang dilakukan puluhan jurnalis dari berbagai lintas media yang tergabung dalam Mata Rantai Jurnalis Indonesia menggalang dana untuk membantu korban asap karhutla.
"Saat ini kondisi Riau memang benar-benar membutuhkan masker dan obat karena kondisi udara sana sudah tidak sehat," terangnya.
3. Udara di Riau semakin pekat
Ketua aksi, Riman Wahyudi mengatakan aksi penggalangan dana ini digelar untuk meringankan beban korban yang terkena kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan, terlebih jurnalis merupakan profesi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Kami mendapat kabar dari Jurnalis di Riau, Kalimantan, Sumatera bahwa udara sana tidak hanya pekat tetapi sudah menguning, sehingga kami yang ada di Jakarta berusaha membantu mereka dengan menggalang, " ujar Riman.
Baca Juga: Asap Pekat di Bandara Pekanbaru, Tiga Pesawat Kesulitan Mendarat