Kasus COVID-19 di 21 Provinsi Meroket, Subvarian Baru Omicron 143

Positivity rate nasional capai 3,93 persen

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan mengungkapkan penularan kasus COVID-19 di Indonesia mengalami lonjakan dalam satu minggu terakhir.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menyebut ada 21 provinsi yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 dan 19 provinsi yang mengalami penurunan kasus.

“Adapun kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang ditemukan ada 143,” katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga: 8 Orang di Depok Terpapar Omicron Varian BA.5, Dua Usai Perjalanan

1. Positivity rate nasional capai 3,93 persen

Kasus COVID-19 di 21 Provinsi Meroket, Subvarian Baru Omicron 143Ilustrasi isolasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Sementara, lanjut Syahril, persentase kasus positif (positivity rate) sepekan terakhir secara nasional capai angka 3,93 persen. Angka ini masih di bawah standar positivity rate yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO) yakni 5 persen.

“Tren kasus harian dan positivity rate di awal-awal (Juni) melandai, kemudian akhir-akhir ini meningkat. Sementara perkembangan kasus, dari 1 Juni itu 368 kasus, kemudian melandai dan mulai naik pada 15 Juni, puncaknya dua hari terakhir capai sampai 1.985 kasus,” kata dia.

2. Kasus kematian di bawah 10 orang

Kasus COVID-19 di 21 Provinsi Meroket, Subvarian Baru Omicron 143Ilustrasi pemakaman pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Kondisi yang sama dengan tren positivity rate. Syahril memaparkan awal Juni tren positivity rate Indonesia di bawah 1 persen, namun pada 16 Juni menjadi 3,61 persen, dan saat ini sudah 3,93 persen.

“Sementara kasus yang meninggal dalam hitungan absolut itu dari 1 Juni sampai 23 Juni bisa dilihat berkisar di bawah 10 orang,” kata dia.

Baca Juga: Kenali Kelompok Rawan Risiko Terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5 

3. Tetap waspada dan jadi evaluasi bersama

Kasus COVID-19 di 21 Provinsi Meroket, Subvarian Baru Omicron 143Ilustrasi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Syahril menegaskan angka penularan kasus COVID-19 masih fluktuatif karena Indonesia masih pandemik, sehingga angka kasus yang naik turun merupakan sesuatu yang wajar.

“Tetapi indikator ini menjadi perhatian dan evaluasi agar kita semakin waspada,” ujarnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya