Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 687, Totalnya Dekati Angka 25.000!

Penularan masih terjadi karena masyarakat belum disiplin

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 24.538 kasus, setelah mengalami kenaikan kasus harian sebanyak 687 orang.

Data ini terhitung sejak 27 Mei 2020 pukul 12.00 WIB hingga 28 Mei 2020 pukul 12.00 WIB. 

"Ini menunjukkan proses penularan masih terjadi jadi kita harus betul-betul berdisiplin untuk mematuhi seluruh anjuran pemerintah, serta mengaktifkan kembali cara-cara hidup dengan kenormalan yang baru," ujarnya dalam siaran langsung dilansir TVRI, Kamis (28/5).

1. Jokowi memerintahkan agar klaster-klaster COVID-19 dijaga dengan ketat

Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 687, Totalnya Dekati Angka 25.000!Ilustrasi rapid test (IDN Times / Haikal)

Untuk menekan angka penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memerintahkan agar klaster-klaster penyebaran virus corona diawasi dengan ketat. Sebab dari klaster itu lah perluasan wabah COVID-19 terjadi.

"Kita harus melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster, klaster pekerja migran, klaster jemaah tablig, klaster Gowa, klaster rembesan pemudik, klaster industri, ini perlu betul-betul dimonitor secara baik," jelas Jokowi pada konferensi pers secara daring, Senin (4/5).

Baca Juga: Jubir COVID-19 Tegaskan Pemerintah Tidak Terapkan Herd Immunity 

2. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 5,7 juta orang

Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 687, Totalnya Dekati Angka 25.000!Rapid test massal di Makassar, Selasa (12/5). (Humas Pemprov Sulsel)

Mengutip data Worldometers hingga Kamis (28/5) pukul 08.00 pagi afa ada 5.780.736 (5,7 juta) kasus infeksi virus COVID-19 di dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 356.814 orang telah meninggal dunia dan sedangkan 2.492.496 telah sembuh.

3. Gejala dan cara pencegahan virus corona

Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 687, Totalnya Dekati Angka 25.000!Tim RSUD PPU saat di Rusunawa Penajam Paser Utara lokasi karantina PDP dan ODP COVID-19 (Dok.BPBD PPU)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis (19/3) mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif virus ini tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: Alhamdulilah, Kasus Virus Corona di Beberapa Daerah Sudah Terkendali

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya