Kasus Stunting Hanya Turun 0,1 Persen, Hasto: Tunggu Hasil ePPGBM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo angkat bicara terkait survei yang menyebut kasus stunting di Indonesia hanya turun 0,1 persen pada 2023. Hasto akan menunggu data dari sistem elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM).
Menurutnya, masih terdapat perbedaan signifikan antara hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan data e-PPGBM.
“Hasil survei (2023) itu hanya turun 0,1 tetapi laporan dari para Gubernur, Bupati dan Walikota yang didukung laporan oleh para Dandim, Kapolres dan jajarannya itu mendapatkan hasil-hasil dari posyandu angkanya cukup rendah Bahkan ada yang di bawah 10," ujar Hasto dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan BKKBN dan Kick-Off Bakti TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan tahun 2024, di Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2024).
Hasto menekankan butuh data yang tepat untuk menangani kasus stunting. Ia juga menekankan pentingnya penguatan kemitraan dan penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta usia ideal hamil dan melahirkan.
Baca Juga: Angka Stunting di Kota Tangerang Meningkat Jadi 17 Persen
1. EPPGBM akan direview di Mei dan Juni 2024
E-PPGBM adalah catatan berbasis masyarakat. Data yang dikumpulkan itu bakal diambil kembali pada Mei dan Juni, dengan cara mencatat ulang tinggi dan berat badan bayi.
Hasto menjelaskan, data terbaru itu akan dipaparkan kembali, sehingga mengetahui perbedaan dengan data sebelumnya.
"Zero angka kematian ibu dan bayi harus diwujudkan. Saat ini di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 189 per 100 ribu kelahiran. NTT, Papua dan Maluku merupakan provinsi dengan AKI yang masih tinggi," katanya.
Editor’s picks
Baca Juga: Angka Prevalensi Stunting Baru Turun 0,1 Persen dari Target 14 Persen
2. Angka kematian ibu masih tinggi
Hasto menegaskan jika ingin meraih Indonesia Emas 2045 maka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) jadi hal penting.
"Indonesia Emas harus bebas dari kelaparan dan stunting, dan jangan lupa angka kematian ibu juga kematian bayi. Kematian ibu 70 paling tinggi targetnya di tahun 2023" katanya.
Baca Juga: Puluhan Balita di Majene Keracunan usai Makan Bubur Pencegah Stunting
3. Polri berkolaborasi penurunan stunting
Kapusdokkes Polri, Irjen Pol Asep Hendradiana mengatakan polisi selalu berkolaborasi dengan BKKBN dan TNI untuk mendukung percepatan penurunan stunting.
“Pusdokkes (memiliki) hampir 58 rumah sakit dan hampir 16 faskes primer dan juga kita memiliki Bhabinkamtibmas yang senantiasa selama ini berkolaborasi dengan Babinsa di kewilayahan. Kami siap mendukung dan mensukseskan penurunan stunting yang menjadi program pemerintah melalui BKKBN,” ujarnya.