Kemenkes: COVID-19 Melonjak, Jangan Sampai Ada Pasien Terlantar di ICU
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid menegaskan jangan sampai ada pasien tidak tertangani di ICU jika terjadi lonjakan kasus COVID-19.
"Perlu diperhatikan ruang Isolasi terutama ICU, agar jangan sampai ada pasien tidak tertangani di ICU. Berapa banyak kita menyiapkan kapasitas isolasi dan kapasitas ICU, peralatan bisa terdistribusi sampai Bekasi," kata dia dilansir laman kemkes.co.id, Senin (5/10/2020).
1. Dinas kesehatan agar terus berikan advokasi
Dalam kunjungan evaluasi penanganan COVID-19 ke Kota Bekasi pada Minggu (4/10/2020) kemarin, Nadia mengajak dinas kesehatan memberikan advokasi kepada organisasi profesi atau unit terkait dalam menanggulangi COVID-19.
"Ini agar mendapat satu pemahaman sehingga dapat berjalan bersama-sama untuk penanganannya,'' ujar Nadia yang juga ditunjuk sebagai Ketua Tim Taskforce .
Baca Juga: Rumah Sakit Disebut 'COVID-19kan' Pasien, PERSI: Semangat Nakes Runtuh
2. Tidak mudah turunkan angka COVID-19 di Bekasi
Kadinkes Kota Bekasi dr. Tanti Rohilawati, mengakui tidak mudah dalam menurunkan angka COVID-19 di Kota Bekasi, ini karena semua masyarakat di Kota Bekasi dari suku dan budaya yang berbeda-beda.
"Banyak masyarakat melakukan aktivitas di luar kota seperti Jakarta, sehingga dalam penanganan ini perlu adanya kerja sama antar dinas terkait lainnya, tokoh masyarakat, tokoh agama bahkan masyarakat secara keseluruhan yang berada di 12 kecamatan, 56 kelurahan," ujarnya.
Editor’s picks
3. Kota Bekasi punya 46 rumah sakit
Tanti merinci saat ini Kota Bekasi memiliki 46 Rumah Sakit, 43 Puskesmas, hampir 500 klinik, dan 4 RSUD. Satu RSUD kelas B dan selanjutnya 2019 penambahan 3 RSUD kelas D dengan jumlah penduk 3 juta jiwa.
''Kelas D sudah memiliki 21 tempat tidur dan 15 bed yang sudah dilayani. Kami berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang sudah memberikan bantuan-bantuannya bagi Kota Bekasi, sehingga dapat melakukan inovasi-inovasi,'' ucap Tanti.
4. Kota Bekasi bentuk RW Siaga turunkan kasus COVID-19
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan laju pertambahan kasus di Kota Bekasi sudah melambat dan laju pemulihan sudah naik.
"Kesembuhan yang awalnya 78 persen menjadi 95 persen dengan angka kematian 4 persen sekarang 3 persen di Kota Bekasi,'' Rahmat
Dia menerangkan inovasi yang dilakukan dengan pembentukan RW Siaga Penanganan COVID-19 saat ini sedang tahap penilaian.
"Ini bertujuan memberi rangsangan kepada masyarakat di masing-masing RW siaga akan kepeduliannya terhadap penanganan COVID-19. Upaya lainnya, pemerintah juga membentuk binwil yang bertugas melakukan sosialisasi kepada masyarakat setiap saat," terangnya.
Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times
Baca Juga: Kemenkes: Terdapat 1.146 Klaster COVID-19, Terbanyak di Jawa Tengah