Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT, Berobat Jadi Lebih Transparan

Sebanyak 16 fasyankes sudah terintegrasi SATUSEHAT

Jakarta, IDN Times – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meluncurkan Indonesia Health Services (IHS) sebagai platform transformasi dan integrasi data layanan kesehatan nasional bernama SATUSEHAT.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menerangkan, SATUSEHAT merupakan sebuah platform konektivitas data, analisis, dan layanan untuk mendukung integrasi antar aplikasi dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

“Nantinya, pasien tidak perlu berulang-ulang mengisi formulir baru saat berpindah fasyankes,” ujarnya dalam peluncuran Indonesia Health Services yang dipantau virtual, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga: Faskes Terbatas, Menkes akan Revitalisasi 300 Ribu Posyandu  

1. Kemenkes akan transformasikan PeduliLindungi jadi aplikasi kesehatan masyarakat

Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT, Berobat Jadi Lebih Transparanaplikasi PeduliLindungi (youtube.com/ PeduliLindungi)

Budi mengatakan, melalui platform ini, nantinya pasien juga bisa mendapatkan informasi mengenai kondisi kesehatannya secara lebih transparan. Karena resume rekam medis di rumah sakit dicatat dan direkam secara digital dengan aman, melalui persetujuan (consent) pemilik data.

“Hal ini sejalan dengan rencana Kemenkes RI dalam mentransformasikan PeduliLindungi menjadi aplikasi kesehatan masyarakat. Jadi manfaatnya akan semakin berkembang, dari yang semula untuk penanganan pandemi bertransformasi menjadi lebih luas lagi,” jelas Budi.

2. Platform sudah diuji coba pada 41 rumah sakit pemerintah

Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT, Berobat Jadi Lebih TransparanIlustrasi rumah sakit (IDN Times/Arief Rahmat)

Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Setiaji menerangkan, platform integrasi ini dibuat melalui proses yang panjang. Mulai dari perencanaan, jajak pendapat dari para ahli, hingga uji coba fase alpha dan beta dengan peserta dari beragam latar belakang institusi. Seperti rumah sakit, laboratorium, health-tech, farmasi, klinik mandiri, praktisi hingga akademisi.

“Platform ini telah diuji coba kepada 41 rumah sakit vertikal milik pemerintah pada tahap alpha testing, dan sedang berlangsung uji coba fase beta yang melibatkan 31 institusi dari latar belakang yang berbeda," kata Setiaji.

3. Pengobatan lebih efisien dan transparan

Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT, Berobat Jadi Lebih TransparanIlustrasi Rumah Sakit. IDN Times/Galih Persiana

Setiaji mengatakan, berbagai aspek pun tak luput jadi perhatian Kemenkes RI pada setiap proses pembangunan platform ini. Mulai dari aspek teknologi, regulasi, keamanan sistem dan privasi, hingga hal-hal pendukung lainnya.

Hal ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan sistem hingga perlindungan data pribadi masyarakat, sebagai pengguna.

“Kita tunjukkan dengan platform ini, journey pasien menjadi jauh lebih cepat ketika berobat di rumah sakit, maupun saat melakukan pengecekan kesehatan di laboratorium. Dengan teknologi, semua jadi lebih efisien dan transparan,” ujar Setiaji.

Baca Juga: Hasil PCR Tak Masuk PeduliLindungi, Menkes Ancam Cabut Izin Lab

4. Sebanyak 8 ribu fasyankes ditargetkan terintegrasi SATUSEHAT pada akhir tahun

Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT, Berobat Jadi Lebih TransparanIlustrasi tenaga medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Setiaji menjelaskan, saat ini sudah ada 16 fasyankes yang telah terintegrasi dengan SATUSEHAT. Empat belas di antaranya merupakan peserta dari fase alpha testing, yaitu 10 rumah sakit umum daerah (RSUD) di DKI Jakarta dan 4 rumah sakit vertikal milik Kemenkes RI.

Dari fase beta testing, ada dua lembaga yang telah terintegrasi, yaitu PT Jasamedika Saranatama (RSJP Paramarta) dan PT Kimia Farma Diagnostika. Selain itu, ada dua rumah sakit pemerintah lainnya yang sedang dalam fase pengembangan dan akan segera terintegrasi.

“Harapannya hingga akhir tahun 2022 ini, terdapat 8.000 fasyankes yang terintegrasi dengan SATUSEHAT, dan target seluruh fasyankes terintegrasi di tahun 2023 mendatang,” imbuh Setiaji.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya