Kemenkes: WNI dari Tiongkok Sehat, Tak Perlu Dirawat di RS Apung

DPR sarankan RS apung agar tak ada konflik dengan warga

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto menegaskan Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Tiongkok tidak perlu dikarantina di rumah sakit apung. Opsi itu muncul karena ada kekhawatiran bila ratusan WNI dirawat di pangkalan militer di Kepulauan Natuna, maka berisiko bagi warga lokal yang bermukim di sana. 

"Mereka ini sehat ngapain ditaruh ke rumah sakit, lho ini orang sehat lho," ujar Achmad saat dihubungi IDN Times pada Senin (3/2). 

Lalu, bagaimana kondisi 243 WNI di hari pertama observasi di Kepulauan Natuna?

1. 243 WNI sejauh ini masih dinyatakan sehat

Kemenkes: WNI dari Tiongkok Sehat, Tak Perlu Dirawat di RS Apung(Twitter/@infoppkk)

Achmad menjelaskan 243 WNI dari Wuhan telah dinyatakan sehat sesuai standar WHO (World Health Organization). Mereka juga sudah melalui pemeriksaan sebelum meninggalkan Tiongkok.

“Semua WNI yang dijemput keadaan sehat ya artinya tidak sakit bukan negatif virus corona. Ini saya main bola sama mereka," ungkap dia. 

Baca Juga: Merinding! Video Penghuni Apartemen di Wuhan Teriak ‘Wuhan, Jiayou!’

2. WNI dari Wuhan jalani masa observasi 14 hari di Natuna

Kemenkes: WNI dari Tiongkok Sehat, Tak Perlu Dirawat di RS ApungPetugas medis menyemprotkan cairan disinfektan pada Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2). (ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI)

Achmad menerangkan saat ini WNI yang dievakuasi masih menjalani masa observasi selama 14 hari. Ia menjelaskan virus corona membutuhkan masa inkubasi selama 14 hari, artinya apabila di masa tersebut muncul keluhan seperti influenza, batuk, demam, sesak nafas maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan virus corona.

"Begitu ada gejala corona, kita ambil spesimennya untuk dilakukan pemeriksaan," tutur dia.

3. Kemenkes serahkan persoalan penolakan warga Natuna pada dinas kesehatan setempat

Kemenkes: WNI dari Tiongkok Sehat, Tak Perlu Dirawat di RS ApungWarga yang mengatakan mereka tiba dari provinsi Hubei setelah melewati pos pemeriksaan di Jembatan Sungai Jiujang Yangtze, meniki ke stasiun kereta di Jiujang, provinsi Jiangxi, Tiongkok, saat negeri tersebut sedang terjadi penularan virus corona baru, pada 31 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Terkait penolakan warga Natuna dengan kehadiran WNI dari Wuhan, Achmad tidak ambil pusing sebab seharusnya masalah ini masih ditangani dinas kesehatan.

"Saya ada di lingkaran dalam, tidak bisa keluar jadi gak mengikuti yang di luar, mungkin tanggapan ke dinas kesehatan setempat sebenarnya terlalu berlebihan bila ke kemenkes," paparnya.

4. DPR RI sarankan WNI diobservasi di RS Apung

Kemenkes: WNI dari Tiongkok Sehat, Tak Perlu Dirawat di RS ApungSebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, tiba di Bandara di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2) sekitar pukul 08.30 WIB. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Sementara, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyari menyarankan pemerintah, agar karantina Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Tiongkok, dilakukan di kapal rumah sakit apung milik TNI.

"Untuk karantina, saya usulkan di kapal rumah sakit apung, ada 200 kamar, sehingga tidak bersitegang seperti di Natuna," kata dia.

5. RS Apung diharapkan bisa jadi solusi penolakan warga lokal di Natuna

Kemenkes: WNI dari Tiongkok Sehat, Tak Perlu Dirawat di RS ApungIlustrasi (IDN Times/Yogi Pasha)

Abdul Kharis mengapresiasi langkah pemerintah yang telah mengevakuasi WNI dari Tiongkok, namun tetap harus mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Salah satunya, menurut dia, terkait karantina. Ia menyebut harus dicari tempat yang tidak menimbulkan polemik seperti di Natuna yang mendapatkan penolakan dari warga setempat.

"Proses karantina di rumah sakit apung di tengah laut selama 2 x 14 hari tidak ada yang protes," ujar Abdul. 

Ia mengungkapkan publik tidak perlu khawatir terhadap fasilitas kesehatan di rumah sakit apung. Fasilitas medisnya sudah memadai, sehingga dapat menunjang proses observasi. 

Baca Juga: Bali Tidak Mengizinkan Permintaan Karantina 17 Mahasiswa Timor Leste

Topik:

Berita Terkini Lainnya