Keren, Indonesia Pimpin Pengembangan Genomik Asia Tenggara

Indonesia prediksi pemeriksaan genomik 10 ribu akhir tahun

Jakarta, IDN Times - Indonesia memimpin pengembangan genomik level Asia Tenggara melalui pertemuan South East Asia Genomics 2022. Keanekaragaman hayati, data genomik, dan jumlah populasi Indonesia diyakini Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi sebagai modal Indonesia, salah satunya untuk memberikan data yang akurat untuk masa depan revolusi industri di bidang kesehatan, yaitu kedokteran presisi.

“Saya sangat yakin Indonesia berada pada posisi yang baik untuk melanjutkan mengembangkan industri bioteknologi dan genomik, menjadikan industri kesehatan dan kedokteran yang lebih baik di masa depan,” ujar Budi dalam siaran tertulis, Minggu (4/12/2022).

Baca Juga: Kemenkes dan Kemenristek Bentuk Genomik Surveilans 

1. Ilmu genomik bisa mempersonalisasi perawatan agar pengobatan presisi

Keren, Indonesia Pimpin Pengembangan Genomik Asia TenggaraGedung Genomik yang dibangun di Cibinong, Bogor (ANTARA FOTO)

Temuan DNA pada 1950-an memicu revolusi industri di bidang kesehatan. Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati, kekayaan genom dan populasi yang besar, memiliki pondasi kuat untuk memasuki kancah ini.

"Tujuan kami adalah memajukan ilmu pengetahuan dan layanan untuk kesehatan rakyat kami. Pedoman klinis terkini menggunakan terapi empiris, yang berarti setiap orang dengan diagnosis yang sama mendapatkan pengobatan yang sama," papar Budi.

"Dengan ilmu genomik, kami dapat menyesuaikan dan mempersonalisasi perawatan untuk setiap orang menuju pengobatan presisi," imbuh Menkes.

2. Pemeriksaan genomic diprediksi akan mencapai 8 ribu sampai 10 ribu pada akhir 2022

Keren, Indonesia Pimpin Pengembangan Genomik Asia TenggaraLayanan tes PCR di GSI Lab (instagram.com/gsilab.id)

Budi mengungkapkan pentingnya dan potensi penggunaan teknologi genom manusia. Karena itu, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan inisiatif genomik nasional pertama melalui Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) sebagai fondasi. Diharapkan tahun depan adopsi teknologi sudah dapat dimanfaatkan.

Tahapan yang kedua adalah dengan membangun platform dan kapasitas, di mana saat ini Indonesia dalam tahapan meningkatkan kapasitas sekuensing. Dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan, di mana pada 2020 Indonesia hanya mampu melaksanakan 140 genome sequencing.

"Namun pada akhir 2021 Indonesia mampu melaksanakan 2000 pemeriksaan genomic. Angka ini diprediksi akan mencapai 8 ribu sampai 10 ribu di akhir 2022," ujar Menkes.

3. Studi genom memainkan peran penting dalam tindakan perawatan kesehatan publik

Keren, Indonesia Pimpin Pengembangan Genomik Asia TenggaraIlustrasi rumah sakit. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Menteri berusia 58 tahun ini mengatakan, studi genom memainkan peran penting dalam mengubah sistem atau tindakan perawatan kesehatan publik, dengan memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana genomik dan DNA memberikan pengaruh pada kondisi kesehatan personal.

“Saya sangat yakin kita membutuhkannya. Kapasitas laboratorium yang sangat kuat, pusat kapasitas bioinformatik yang sangat kuat dan kapasitas sumber daya manusia yang mendukung," kata Menkes.

Baca Juga: Ketahui Asal-Usul Hingga Umur Virus Corona, Eijkman Petakan 7 Genom

4. Sebanyak 20 negara ASEAN berdiskusi tentang kegiatan genom terbaru

Keren, Indonesia Pimpin Pengembangan Genomik Asia TenggaraMenteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, membuka Health Working Group (HWG) ke-3 di Bali, Senin (22/8/2022). (dok. Kemenkes)

Budi berharap, melalui konferensi ini menjadi ajang untuk berbagi dan berdiskusi tentang kegiatan genom terbaru negara-negara anggota ASEAN; mentransfer pengetahuan dan inovasi di bidang genomik; membangun kerjasama yang kuat antara negara-negara, termasuk pemerintah, akademisi, dokter dan sektor swasta.

Sebanyak 20 pembicara hadir dari tujuh negara anggota ASEAN, NIH US, ASEAN Secretariat, GISAID, Broad Institute, FIND, Duke NUS University Singapore, Gene Solution Viet Nam, Biofarma, Kura-Kura Bali Indonesia, dengan peserta dari universitas, klinisi, praktik laboratorium, dan sektor swasta.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya