Keren! Mahasiswa Tuna Rungu Raih Gelar Master di UI

Butuh perjuangan dan konsisten untuk meraih cita-cita

Jakarta, IDN Times - Keterbatasan pendengaran sejak lahir yang dialami Muhammad Erwin Althaf, tidak mengurungkan niat menggapai cita-citanya.

Althaf menuntaskan kuliahannya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), dan mengikuti acara wisuda UI pada Jumat (25/2/2022), serta meraih gelar magister dengan judul tesis “Pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar pada Indeks Kompas 100 Tahun 2018 –2020

“Alhamdulillah saya dinyatakan lulus sidang tesis. Januari 2022, saya telah menyelesaikan revisi naskah tesis tepat waktu, dan mendapat tanda tangan lembar pengesahan, sehingga memenuhi syarat daftar yudisium/wisuda,” kata Althaf dikutip laman UI, Jumat (4/2/2022).

Baca Juga: Lidya Siregar, Mahasiswa Terbaik Itera 2021 Punya Segudang Prestasi

1. Butuh perjuangan panjang untuk lulus kuliah

Keren! Mahasiswa Tuna Rungu Raih Gelar Master di UIUniversitas Indonesia (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Bagi Althaf, butuh perjuangan panjang untuk menyelesaikan perkuliahannya, terlebih karena pendidikan sebelumnya dari non-ekonomi.

Namun berkat dukungan teman-teman dan dosen, Althaf berhasil menyelesaikan pendidikannya dalam tiga semester. Althaf meyakini kesuksesan dapat dicapai dengan konsisten, fokus, dan disiplin.

2. Althaf memanfaatkan fitur chat saat presentasi

Keren! Mahasiswa Tuna Rungu Raih Gelar Master di UIIlustrasi kuliah online (IDN Times/Candra Irawan)

Gaya komunikasi Althaf memang sedikit berbeda dari mahasiswa lain. Selama proses perkuliahan, dia memanfaatkan fitur chat untuk berkomunikasi. Ia membuat materi presentasi dan menjawab pertanyaan dosen melalui pesan singkat, sementara teman-temannya melakukan presentasi materi.

Begitu pula saat ia menjalani sidang tesis. Althaf menjawab pertanyaan dosen penguji melalui fitur chat, dan Zuliani membantu menjelaskan metode penelitian yang digunakan.

"Althaf menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, sehingga ia dapat lulus dengan baik. Selamat Althaf atas kelulusannya, semoga sukses selalu dan tetap menginspirasi," ujar salah seorang penguji dalam sidang tesis, Dwi Nastiti Danarsari.

Baca Juga: Prestasi Petenis Ini Terancam Raib Imbas Invasi Rusia ke Ukraina

3. Tidak ada diskriminasi meski berbeda

Keren! Mahasiswa Tuna Rungu Raih Gelar Master di UIIlustrasi mahasiswa (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam pendidikan inklusif, pengajar memiliki tanggung jawab penuh terhadap mereka yang berkebutuhan khusus, namun pendidikan inklusif juga tidak akan berhasil tanpa dukungan dan partisipasi orang tua serta masyarakat.

Edi Sumarwanto, orang tua Althaf, menyatakan dukungan penuh atas pendidikan anaknya. “Saya melihat FEB UI luar biasa telah menjadi tempat belajar bagi semua orang. Tidak ada diskriminasi meskipun anak kami berkebutuhan khusus,” kata Edi.

Sebagai kampus yang inklusif, UI memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk mengikuti pendidikan. Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik, yang memiliki keterbatasan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. 

Program ini diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif, Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas.

UI menjalankan dan mendukung pendidikan inklusif dengan membuka kesempatan sebesar-besarnya kepada penyandang disabilitas untuk belajar di UI.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya