Kisah 2 Perempuan Mengalami Pelecehan Seksual di Bus dan KRL

Jangan takut jika kamu mengalami ini!

Jakarta, IDN Times - Tidak banyak perempuan yang bersuara, tatkala mendapatkan pelecehan seksual di depan publik. Takut dan malu kadang membuat perempuan bungkam menghadapi kasus ini.

IDN Times turut mengkampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Banyak pembaca perempuan yang mengungkapkan pengalamannya, termasuk mengalami pelecehan seksual dalam angkutan umum.

Baca Juga: Ini Cara Grab Edukasi Pengemudi Perempuan Anti-Kekerasan Seksual 

1. HM merasa ada yang memegang saat tertidur

Kisah 2 Perempuan Mengalami Pelecehan Seksual di Bus dan KRL(Ilustrasi) IDN Times/Arief Rahmat

Kisah yang dibagikan perempuan berinisial HM ini terjadi dua tahun lalu. Saat itu, dia tengah melakukan perjalanan luar kota seorang diri dengan menumpang bus.

Tidak lama, ada seorang bapak berusia sekitar 40 tahun duduk di samping HM. Dua jam perjalanan, perempuan 25 tahun itu masih merasa aman, namun saat ia mulai tertidur, dia mendapatkan perlakuan tidak senonoh.

"Dua jam pertama gak apa-apa, pas saya tidur saya merasa ada yang pegang-pegang tapi sebentar, awalnya saya kira perasaan saja," ungkap HM.

2. HM memukul dan memaki pria yang memegang dia

Kisah 2 Perempuan Mengalami Pelecehan Seksual di Bus dan KRLIlustrasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

HM mengubah posisi duduknya agar nyaman, tetapi dia tetap merasa ada yang memegang bagian tubuhnya. Curiga, dia melirik orang di sampingnya yang pura-pura tidur.

Namun, alangkah terkejut saat HM mengangkat tasnya dan melihat tangan bapak tersebut.

"Saya kaget, otomatis berdiri dan memukul pakai botol minuman, saya maki-maki dia, karena kaget plus jijik, lalu si bapak itu langsung turun setelah dilihatin penumpang lain," kenang HM.

3. Penumpang lain hanya diam

Kisah 2 Perempuan Mengalami Pelecehan Seksual di Bus dan KRL(Ilustrasi) IDN Times/Sukma Shakti

Namun yang membuat darah HM semakin mendidih adalah reaksi penumpang bis, yang dominan laki-laki. Mereka hanya diam saat dia mendapatkan perlakuan tidak senonoh.

"Saya marah sekali, tapi saya lebih marah ketika penumpang lain yang mayoritas, waktu itu laki-laki, hanya diam. Mereka hanya melihat ke arah saya tanpa mengejar si bapak tadi, seenggak nya dilaporkan ke polisi, kek," ucap HM.

4. Pengalaman LN mengalami kekerasan seksual di dalam KRL

Kisah 2 Perempuan Mengalami Pelecehan Seksual di Bus dan KRLDokumen Pribadi

Pengalaman serupa juga dialami perempuan berinisial LN saat melakukan perjalanan pulang menggunakan Kereta Rel Listrik atau kereta listrik. Dia mengisahkan seperti biasa keadaan di dalam KRL yang penuh sesak.

Penumpang terpaksa berdesak-desakan. Namun situasi tersebut dimanfaatkan seorang pria berusia sekitar 30-an, untuk melakukan kekerasan seksual.

"Saya merasa ada yang pegang badan saya, tidak lama memegang badan saya, langsung otomatis saya pegang tangannya," cerita perempuan 23 tahun.

5. LN mengancam pelaku yang memegang tubuhnya

Kisah 2 Perempuan Mengalami Pelecehan Seksual di Bus dan KRLIDN Times/Arief Rahmat

LN menggenggam erat tangan pria tersebut, sambil mengancam agar pria tersebut turun dari kereta, atau jika tidak dia akan teriak.

"Pria itu akhirnya turun di stasiun pemberhentian. Jadi pelecehan di KRL bukan hal yang rahasia lagi, namun perempuan jangan takut untuk bicara," kata dia, mengingatkan kepada kaum Hawa.

Jadi guys, jika mengalami kekerasan atau pelecehan jangan bungkam ya. Berani bersuara karena perempuan patut dijaga dan dihargai.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Pelecehan Seksual di Ruang Publik yang dilakukan Koalisi Ruang Publik Aman (KPRA), menunjukkan 46,80 persen responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum. Survei ini berhasil mengumpulkan 62.000 responden.

Moda transportasi tempat pelecehan seksual terjadi antara lain di bus 35,08 persen, angkutan umum 29,49 persen, KRL 18,14 persen, ojek daring 4,79 persen, dan ojek konvensional 4,27 persen.

Segera hubungi hotline berikut dan laporkan segera jika kamu, kerabat, teman, atau tetangga mengalami kekerasan seksual di sekitar kamu.

1. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Telepon:
(+62) 021-319 015 56
Fax:
(+62) 021-390 0833
Email:
info@kpai.go.id
humas@kpai.go.id

2. Yayasan Pulih
Telepon:
(+62) 021-78842580

3. LBH Apik Jakarta
Telepon:
(+62) 021-87797289

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Komnas Perempuan Ajak Pemerintah-DPR Kampanye Setop Kekerasan Seksual

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya