Kisah Haru Manusia Silver Terpisah dari Keluarganya dan Bertemu Risma

Tati si manusia silver curhat dengan Mensos Risma

Jakarta, IDN Times - Pahitnya kehidupan di ibu kota memaksa Tati mengais rupiah di jalanan setiap hari. Ia rela sekujur tubuhnya dibaluri cat berwarna silver.

Manusia silver jadi pilihan Tati untuk mengais rupiah dari pengguna jalan. Setelah seharian mengumpulkan pundi-pundi, dia tertidur pulas di pinggir jalan kawasan Petojo, Jakarta Pusat.

Tati, kaget saat Menteri Sosial Tri Rismaharini membangunkan perempuan berusia 34 tahun itu.

"Bu, bangun bu," ucap Risma dalam video yang diterima IDN Times, Selasa (30/3/2021).

Baca Juga: Kisah Pilu Anak Yatim Diusir hingga Terpaksa Tinggal di Gubuk Bolong 

1. Tati berpisah dengan keluarganya

Kisah Haru Manusia Silver Terpisah dari Keluarganya dan Bertemu RismaMensos Risma Blusukan Temui Pemulung dan Gelandangan di Bantaran Sungai Ciliwung, Senin (28/12/2020) (Dok. Kemensos)

Kepada Risma, Tati menceritakan perjalanan hidupnya yang tidak mudah. Tati mempunyai tujuh saudara dan menjadi anak bungsu, serta anak kesayangan orang tuanya.

Tati pernah tinggal di salah satu tanah milik PT. Kereta Api Indonesia di bilangan Jakarta Barat. Namun nahas, karena rumah mereka mengalami kebakaran dan ibunya meninggal, satu per satu anggota keluarganya berpindah tempat tinggal.

"Mereka ada yang di jalan, menjadi pemulung, dan ada juga yang menumpang tinggal di tanah milik orang lain," ujar Tati, dalam siaran tertulis dari Kemensos.

2. Tati terpaksa hidup di jalanan

Kisah Haru Manusia Silver Terpisah dari Keluarganya dan Bertemu RismaMensos Risma bujuk gelandangan di Jalan Thamrin agar tinggal di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur”, Bekasi, Senin (4/1/2021) (Dok. Kemensos )

Surat-surat legalitas seperti KTP, Kartu Keluarga, dan kartu BPJS Kesehatan, hilang saat Tati menempati pinggiran Kali Cideng, Jakarta Pusat. Merasa kehilangan ditinggal sang ibunda dan suaminya, Tati akhirnya memilih bergaul di jalan dengan komunitas jalanan.

Setelah beberapa tahun menjadi manusua Silver, mata sebelah kiri Tati bermasalah. Perempuan berpenampilan maskulin ini mengeluh matanya sakit sejak dua bulan lalu. "Sejak dua bulan lalu mata saya sudah sakit," ujarnya, pada Risma.

Risma kemudian menawarkan Tati tinggal di Balai Karya Mulya Jaya Jakarta milik Kementerian Sosial. Tati bersedia dan diterima Koordinator Seksi Asesmen dan Advokasi Sosial Agung Santoso. Tati pun langsung menjalani registrasi dan asesmen oleh Pekerja Sosial.

3. Mata Tati sakit akibat cairan kimia dari cat silver

Kisah Haru Manusia Silver Terpisah dari Keluarganya dan Bertemu RismaAnak-anak menjadi manusia silver di tengah pandemik di Jalan Raya Caman, Rabu (12/8/2020) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Salah satu Pekerja Sosial, Dwi Ana Sofianti merekomendasikan agar Tati segera mendapatkan layanan kesehatan, karena dikhawatirkan akan semakin parah jika terus dibiarkan. Tati kemudian dibawa ke Poli Mata Rumah Sakit Harapan Bunda.

"Berdasarkan analisa dokter terdapat infeksi pada bola mata Tati, yang diakibatkan oleh cairan kimia yang tidak sengaja masuk ke mata dari cat silver yang setiap hari menutupi seluruh tubuhnya," kata Dwi.

"Saran dokter, mata Tati harus segera diangkat melalui operasi agar tidak menyebar dan membahayakan kesehatannya," imbuhnya.

4. Tati akhirnya bertemu keluarganya di Jakarta Barat

Kisah Haru Manusia Silver Terpisah dari Keluarganya dan Bertemu RismaIlustrasi Keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Setelah dari rumah sakit, Dwi beserta timnya melanjutkan tracing keluarga Tati yang tinggal di pinggiran kali dekat gedung Kementerian Agama. Tati berhasil dipertemukan dengan kakaknya, Yuni.

"Saya berterima kasih kepada Kementerian Sosial melalui Balai Mulya Jaya, karena telah membantu adik saya untuk bisa dioperasi. Saya tidak punya uang untuk membayar operasinya, sementara anak saya banyak masih kecil-kecil. Saya siap untuk mendampingi adik saya bila dibutuhkan," ujar Yuni, berlinang air mata.

Selanjutnya, tim bergerak ke rumah ketua RT di Kelurahan Jatipulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Ketua RT Abdul Jamil mengaku sudah menganggap Tati seperti keluarganya sendiri.

"Tati ini sudah seperti anak saya sendiri, saya berharap setelah ini Tati bisa berubah agar hidupnya lebih teratur. Terima kasih Kementerian Sosial sudah sangat membantu," ungkap Jamil.

Di lokasi tersebut, Tati juga bertemu dengan kakak perempuan lainnya, Erni dan kakak laki-lakinya, Sapi'i.

"Kami selalu berdoa agar adik saya ada yang membantu untuk operasi mata dan bisa berubah pola hidupnya, mungkin ini jawaban Allah," ucap Erni.

Pertemuan keluarga ini membuat Tati senang. Kondisi mereka yang serba kesulitan membuat sulit bertemu. Melalui pertemuan ini, Tati menjadi lebih kuat dan bersemangat untuk menata kembali kehidupannya karena dukungan dari keluarganya.

Untuk penanganan lebih lanjut, selain mendapatkan layanan di balai, Balai Karya Mulya Jaya juga akan mengupayakan penyembuhan mata Tati yang harus segera menjalani operasi.

Baca Juga: Kisah Haru Pasien COVID Jelang Ajal hingga Ustaz Ditusuk Saat Ceramah

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya