Kisah Ngenes Seorang PDP COVID-19: Rasanya Sakit Tapi Gak Berdarah 

Anisa terusir dari indekos dan tak diterima warga

Jakarta, IDN Times - Nuranisa, 21 tahun, telah menjalani masa isolasi selama sembilan hari di Rumah Sakit Graha Juanda, Bekasi Timur, Jawa Barat, pada Senin (30/3) lalu. Namun alih-alih-alih tersenyum, wajah perempuan asal Lampung ini justru terlihat murung.

Ia berdiri kebingungan di lobi rumah sakit. Sebab orang tua angkatnya yang tinggal di Rawalumbu, Bekasi, tak bisa menjemputnya. Ibu angkat Anisa, Umi Meri, mengatakan dirinya tak bisa ke rumah sakit karena dilarang warga.

Sebab keluarga angkat Anisa, sapaan Nuranisa, di Rawalumbu diminta mengisolasi diri secara mandiri selama 14 hari oleh warga. Padahal Anisa bukanlah pasien positif virus corona. Ia hanya dinyatakan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Anisa pun telah menjalani isolasi selama sembilan hari. Ia tidak tahu kenapa kehadirannya ditolak. Yang ia tahu ia kini sendiri di rumah sakit dan tidak tahu harus ke mana.

Anisa sebenarnya menyewa kamar indekos di Jakarta Barat. Namun ia tidak bisa pulang ke sana karena pemiliknya tak lagi mengizinkannya.

1. Enam jam menunggu jemputan

Kisah Ngenes Seorang PDP COVID-19: Rasanya Sakit Tapi Gak Berdarah IDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam kondisi bingung tak tahu harus pulang ke mana, ibu angkatnya menyarankan Anisa menghubungi Fadli. Fadli adalah sahabat ibunya yang memiliki Yayasan Respek Peduli.  

"Ibu meminta saya menghubungi Mas Fadli dari Lampung untuk menjemput. Sebab saya tidak bisa pulang ke indekos, kerjaan juga sudah di-blacklist," kata Anisa kepada IDN Times, Kamis (9/4) pagi.

Anisa menuruti saran ibu angkatnya. Ia menelepon Fadli dan meminta dijemput ke Lampung. Fadli menyanggupi namun tim dari Yayasan Respek Peduli baru tiba enam jam kemudian. Anisa sempat menitikkan air mata selagi menunggu mereka. 

2. Perusahaan tempat Nuranisa bekerja banyak orang Tiongkok

Kisah Ngenes Seorang PDP COVID-19: Rasanya Sakit Tapi Gak Berdarah Ilustrasi (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Anisa mengatakan, sebelum masuk daftar PDP COVID-19, dirinya sempat sakit tifus pada 14 Maret. Namun tiga hari kemudian dirinya pulih dan kembali bekerja di salah satu apartemen di Jakarta Barat.

Namun, empat hari kemudian, penyakitnya kambuh: badannya demam sampai 39 derajat selama tiga hari berturut-turut. Kondisinya semakin memburuk karena dia juga merasakan sesak nafas dan suaranya berubah serak.

Anisa menduga dirinya masuk daftar PDP karena di tempatnya bekerja banyak orang Tiongkok. Sehingga saat mengalami demam dia menjadi takut luar biasa.

Saat itu ibu angkatnya meminta Anisa segera ke rumah sakit. Dokter kemudian mendiagnosanya menderita Pnemonia Bilateral atau infeksi pada paru kanan dan kiri. Infeksi ini mengakibatkan peradangan pada kedua kantong paru. 

Anisa juga telah menjalani dua kali rapid test dan hasil keduanya dirinya negatif virus COVID-19.

"Ibu saya minta agar dirawat di RS Wisma Atlet jika tidak ada peralatan medis lengkap, tetapi malah suruh pulang, dan dinyatakan sembuh dan saat pulang rumah sakit tidak menerbitkan surat yang menyatakan sehat, serta bukti rekap medis, hanya dinyatakan sembuh saja," kata Anisa.

3. Anisa: Rasanya sakit tapi gak berdarah

Kisah Ngenes Seorang PDP COVID-19: Rasanya Sakit Tapi Gak Berdarah Ilustrasi (IDN Times/Rochmanudin)

Ternyata Anisa belum sepenuhnya sembuh. Sebab sepanjang perjalanan menuju Lampung, dirinya merasakan sesak nafas dan pusing. Sehingga, begitu sampai di kampung halamannya, ia langsung mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pesawaran, Lampung, Sabtu (4/4). Anisa akan kembali menjalani masa isolasi selama 14 hari serta mengikuti tes swab.

"Saat ini hasilnya belum keluar tapi sudah lebih baik," katanya.

Dia berharap warga atau masyarakat di luar sana tidak mendiskriminasi atau mengucilkan pasien COVID-19 dan PDP. Sebaliknya mereka justru seharusnya memberikan dukungan.

"Rasanya sakit tapi gak berdarah. Bagaimana jika menimpa keluarga atau Anda sendiri?" katanya penuh kegetiran.

Baca Juga: Virus Corona: Apa Itu Virus? Ini Asal Muasal dan Cara Terbentuknya

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya