Kisah Pahit Bocah Penjual Gulali Hidupi Keluarganya

Kemensos terjunkan tim bantu keluarga Ilham

Jakarta, IDN Times - Muh. Ilham Al Qadry Jumakking hanya bisa memandang dari jauh anak-anak yang tengah bermain. Dia ingin bermain sepeda, main bola, dan juga bercanda layaknya anak seusianya. Namun hal itu sulit terwujud.

Ilham harus menjalani hahitnya roda kehiduan. Bocah sembilan tahun ini terpaksa mengorbankan kebahagiaan masa kecilnya demi membantu keluarganya. Ia menjadi tulang punggung keluarga.

Hampir tiap hari Ilham harus berjalan kaki berkeliling pasar di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menjajakan arum manis atau gulali kapas.

Hidup Ilham tak semanis gulali kapas yang ia jajakan setiap hari...

Baca Juga: Kisah Pilu RR: Ibu Tukang Sapu Angkot dan 4 Anak Hidup di Terminal 

1. Ilham menghadapi hidup tak semanis gulali

Kisah Pahit Bocah Penjual Gulali Hidupi KeluarganyaBocah Penjual Gulali di Sulsel Terima Bantuan Kemensos (dok. Kemensos)

Arum manis tersebut diracik dan dikemas oleh ibunya, Sumarni, di rumah. Dulu sang ayah, Jumakking yang merintis usaha berjualan gulali kapas berkeliling kampung dan sekolah-sekolah. Tapi sejak sakit, terpaksa usaha tersebut dilanjutkan Ilham.

Ibunya terpaksa tinggal di rumah, karena harus menjaga adik Ilham, Nayla yang menyandang disabilitas fisik dan intelektual.

Demi sekeping rupiah, Ilham terpaksa harus berjualan hingga larut malam. Sesekali, anak keempat dari lima bersaudara ini, tak berdaya saat menghadapi preman yang memerasnya.

2. Kemensos turunkan tim lakukan respons cepat

Kisah Pahit Bocah Penjual Gulali Hidupi KeluarganyaIlham saat memakai seragam barunya bantuan dari Kemensos. (dok. Kemensos)

Kisah Ilham terdengar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Sosial, Sentra Wirajaya Makassar. Sejalan dengan arahan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini agar melakukan respons cepat setiap permasalahan yang dihadapi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) tersebut, Sentra Wirajaya Makassar merespon cepat nasib Ilham dan keluarganya.

“Pada 18 Juni, kami dari Sentra Wirajaya Makassar menurunkan tim untuk melakukan asesmen komprehensif terhadap Ilham dan keluarga. Kami memastikan penanganan dilakukan secara menyeluruh dan memastikan potensi yang dimiliki PPKS dapat dikembangkan untuk meningkatkan keberfungsian sosialnya,” kata Kepala Sentra Wirajaya Makassar, Syaiful Samad, dalam siaran tertulis, Kamis (23/6/2022).

3. Permasalahan Ilham cukup kompleks

Kisah Pahit Bocah Penjual Gulali Hidupi KeluarganyaBocah Penjual Gulali di Sulsel Terima Bantuan Kemensos (dok. Kemensos)

Dari hasil asesmen, permasalahan yang dialami Ilham dan keluarganya cukup kompleks. Selain berasal dari keluarga tidak mampu, mereka belum tersentuh bantuan sosial dari program pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Adik Ilham yang masih berusia tujuh tahun, Nayla, punya kebutuhan khusus, yakni penyandang disabilitas fisik dan mental. Sementara ayah Ilham yang berusia 52 tahun, Jumakking, mengalami keterbatasan mobilitas karena kakinya sakit, ia tidak bisa berdiri lama.

“Mereka tidak mampu membiayai perawatan atau pengobatan Nayla karena memiliki tunggakan iuran BPJS Kesehatan Mandiri,” ujar Pekerja Sosial Sentra Wirajaya Makassar, Ichwan.

Baca Juga: Kisah Haru Perjuangan Anak Buruh Jadi Lulusan Terbaik UNY IPK 3,96 

4. Ilham tersenyum manis saat dapat bantuan Kemensos

Kisah Pahit Bocah Penjual Gulali Hidupi KeluarganyaMenteri Risma berikan bantuan bagi kaum disabilitas. Dokumentasi Istimewa

Kemensos mengganti tungku arum manis yang baru dan telah memberikan alat cup sealer, sehingga produk gulali yang dijual Ilham dapat dipasarkan ke toko-toko kelontong. Sehingga peran orang tua Ilham dapat kembali berfungsi sebagai pengampu perekonomian keluarga.

Sentra Wirajaya juga melunasi tunggakan iuran BPJS Kesehatan keluarga Ilham, dan telah berkordinasi dengan Dinas Sosial Makassar, agar Kartu BPJS Kesehatan PPKS dapat dialihkan ke Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai bentuk Jaminan Perlindungan Sosial kepada PPKS.

Kepada Ilham, bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) berupa pemenuhan kebutuhan hidup layak berupa sembako, tambahan nutrisi anak dan perlengkapan sekolah.

Sementara Nayla, diberikan alat bantu aksesibilitas berupa kursi roda adaptif, tambahan nutrisi anak, perlengkapan kebersihan diri, pemberian family support terkait pengasuhan anak, dan pemberian fisiotherapy di Kantor Sentra Wirajaya Makassar.

Kini, Ilham dapat tersenyum manis menapaki hari esok. Seragam sekolah yang baru saja ia gunakan, menambah semangatnya menempuh pendidikan.

“Terima kasih atas bantuan Kemensos. Semoga bapak/ibu mendapat balasan setimpal dari Allah SWT,” kata Sumarni, ibu Ilham, dibarengi ayahnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya