Kisah Penderita HIV Baru Menikah 2 Minggu Harus Pergi Tinggalkan Istri

Kasus HIV/AIDS saat ini diperkirakan sebanyak 543.075

Jakarta, IDN Times - Sejak kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada 1987, penderita HIV/AIDS saat ini diperkirakan sudah mencapai 543.075 orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Meski waktu telah berjalan puluhan tahun, tapi stigma negatif terkadang masih melekat pada Orang dengan HIV (ODHIV).

Namun tidak semua ODHIV mendapatkan perlakuan negatif. Beruntung, diskriminasi dan stigma tidak dirasakan oleh salah satu ODHIV saat mengumumkan bahwa dia terkena HIV satu tahun lalu.

Laki-laki berinisial AP ini menceritakan, dia terpaksa meninggalkan sang istri yang baru dinikahi dua minggu untuk menjalani rehabilitasi di Balai Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV (BRSODH) “Bahagia” Medan.

Saat memberitahukan statusnya sebagai ODHIV satu tahun lalu, seluruh anggota keluarga, teman-teman, bahkan alumni kampus selalu memberikan dukungan.

"Mereka mendukung saya agar cepat sembuh dengan berbagai macam cara, salah satunya mengirimkan hidangan dari kampung halaman ketika saya berada di balai. Peran istri saya pun cukup besar, ia mendukung saya untuk pergi ke balai," ucap AP dalam siaran tertulis, Selasa (1/12/2020).

Baca Juga: 52 Warga Tabanan Tertular HIV Melalui Hubungan Seksual

1. AP habiskan waktu dengan mengembangkan hobi

Kisah Penderita HIV Baru Menikah 2 Minggu Harus Pergi Tinggalkan IstriAktivitas rehabilitasi sosial pada orang dengan HIV (ODHIV) Medan (Dok. Kemensos)

AP (43) adalah salah satu Penerima Manfaat (PM) ODHIV Balai Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV (BRSODH) “Bahagia” Medan. Dia telah menyelesaikan Time Bound Shelter atau layanan rehabilitasi sosial terhadap ODHIV di balai pada Juni 2019 lalu. Menurut AP, dia merasakan efek positif selama di balai.

"Banyak kegiatan yang dilakukan selama berada di balai. Saya tidak pernah merasa bosan karena dari pagi sampai sore pasti selalu ada acara,” ujar pria yang kini tinggal di Muara Enim, Sumatra Selatan tersebut.

Salah satu kegiatan favorit AP adalah memotret objek di alam sekitar. Hobinya dalam bidang fotografi merupakan salah satu keahlian yang ia pelajari selama menjalani Time Bound Shelter.

2. Dukungan keluarga dan teman sangat berarti

Kisah Penderita HIV Baru Menikah 2 Minggu Harus Pergi Tinggalkan IstriIlustrasi: Petugas melakukan tes HIV pada darah seorang warga saat pemeriksaan HIV secara gratis di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Menurut AP, dukungan keluarga, merupakan penyemangatnya untuk mengembangkan minat di bidang fotografi. Saat ini ia tengah mengumpulkan modal untuk membuka usaha di bidang fotografi.

Sebelumnya, selama setahun terakhir ia merintis usaha toko parfum refill dan makanan yang modalnya berasal dari Bantuan Bertujuan (BanTu) Kemensos.

Sama halnya dengan dukungan keluarga, AP juga merasakan hangatnya dukungan pendamping dan staf balai selama menjalani Time Bound Shelter.

“Meskipun sudah tidak menjadi PM, saya tetap menjaga tali silaturahmi dengan mereka. Bagi saya, teman-teman di Balai “Bahagia” adalah orang tua sekaligus keluarga kedua saya di Medan,” kenang AP.

3. Kemensos sediakan empat balai rehabilitasi untuk ODHIV

Kisah Penderita HIV Baru Menikah 2 Minggu Harus Pergi Tinggalkan IstriAktivitas rehabilitasi sosial pada orang dengan HIV (ODHIV) Medan (Dok. Kemensos)

Sementara itu, Menteri Sosial Juliari P. Batubara menyatakan, salah satu kebijakan program Kementerian Sosial saat ini fokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia Penerima Manfaat (PM) melalui program rehabilitasi sosial, di mana salah satu targetnya adalah ODHIV.

"Hal ini dibuktikan dengan adanya empat balai dan Loka Rehabilitasi Sosial untuk ODHIV yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia," ucap Juliari.

Baca Juga: Inilah Aktor Pertama di Dunia yang Meninggal Karena AIDS

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya