Kisah Penyelamatan Perempuan yang Hampir Loncat dari JPO TransJakarta

Perempuan hamil 5 bulan itu diselamatkan petugas dan ojek

Jakarta, IDN Times - PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) mengapresiasi aksi heroik dua petugas Transjakarta yang menggagalkan niat seorang perempuan untuk loncat dari Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Halte Gelanggang Remaja, Jakarta Timur. Insiden itu terjadi pada Kamis (28/1/2021) sekitar pukul 10.30 WIB.

"Sekali lagi, kami sangat bangga memiliki petugas-petugas yang sigap dan memiliki jiwa kepedulian yang kuat antar sesama seperti Lutfi dan Fina," ujar Direktur Keuangan PT Transjakarta Welfizon Yuza dalam siaran tertulis, Kamis.

Seperti apa kronologi kejadian tersebut?

1. Petugas Transjakarta dan tukang ojek online mengangkat perempuan itu

Kisah Penyelamatan Perempuan yang Hampir Loncat dari JPO TransJakartaTransjakarta berika apresiasi pada petugas/dok transjakarta

Berdasarkan keterangan petugas di halte, dia menuturkan penyelamatan itu berawal dari kesigapan petugas layanan halte (PLH) TransJakarta bernama Kurniatul yang melihat seorang perempuan akan meloncat dari atas JPO. Kurniatul kemudian segera melaporkan hal tersebut kepada Lutfi dan Fina yang saat itu bertugas di sekitar lokasi kejadian.

"Petugas kami yakni Lutfi dan Fina dibantu supir ojek online lantas saling membantu untuk mengangkat wanita tersebut kembali ke atas. Dan alhamdulillah bisa terselamatkan. Terima kasih atas pertolongan ini," ucapnya.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Perempuan Naik 65 Persen, Suara Korban Jauh dari Publik

2. Motif perempuan itu ingin loncat ialah karena hamil 5 bulan

Kisah Penyelamatan Perempuan yang Hampir Loncat dari JPO TransJakartapexels.com/Kat Jayne

Setelah berhasil diselamatkan, petugas segera menenangkan pelaku dengan memberikan air minum. Petugas pun membujuk perempuan yang kemudian diketahui berinisial NS itu agar tidak melalukan hal tersebut lagi.

NS mengaku motifnya melakukan hal itu ialah karena dia tengah hamil 5 bulan, namun ditinggalkan oleh sang kekasih. Saat ini, NS sudah berada dalam perawatan pihak Dinas Sosial (Dinsos).

"Terima kasih petugas-petugas kami, khususnya yang bertugas lapangan lantaran tidak hanya memberikan yang terbaik dari sisi pelayanan saja, tetapi juga ringan tangan dan mau saling membantu," imbuh Welfizon.

3. Tetap jaga protokol kesehatan

Kisah Penyelamatan Perempuan yang Hampir Loncat dari JPO TransJakartaIlustrasi bus Transjakarta (IDN Times/Arief Rahmat)

Di luar itu, Transjakarta tetap menghimbau masyarakat untuk tetap di rumah apabila tidak ada keperluan mendesak. Namun jika memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Jika ke luar rumah karena terpaksa, selalu pastikan untuk enerapkan 3M," imbuhnya.

4. Segera cari bantuan, jangan bunuh diri

Kisah Penyelamatan Perempuan yang Hampir Loncat dari JPO TransJakartaPexels/Zun Zun

Depresi atau gangguan kejiwaan lainnya bukanlah hal sepele. Butuh penanganan medis untuk mengatasinya. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, sehingga harus menjadi perhatian.

Bila kamu merasakan gejala-gejala di bawah ini selama lebih dari dua minggu, sebaiknya cari bantuan medis seperti psikolog atau psikiater.

  • Merasa sedih dan putus asa hampir setiap hari dan sepanjang hari.
  • Mengalami kehilangan minat akan hal-hal yang sebelumnya kamu senangi (hobi, hang out dengan teman, dan sebagainya).
  • Merasa bersalah, putus asa, atau merasa diri tak berharga.
  • Memiliki pikiran tentang kematian, menyakiti diri atau bunuh diri, atau telah melakukan percobaan bunuh diri.
  • Mengalami perubahan pola tidur (tidur terus-terusan atau kurang tidur, bangun terlalu dini, atau sulit tertidur).
  • Berat badan turun, hilang nafsu makan, atau makan berlebihan.
  • Merasa lelah hampir setiap hari dan sepanjang hari, dan merasa tak berenergi untuk beraktivitas.
  • Sering menangis.
  • Sulit konsentrasi, mengingat detail, atau membuat keputusan.
  • Mengalami sakit atau nyeri, sakit kepala, atau gangguan pencernaan berkepanjangan yang tak kunjung sembuh meski sudah diobati.
  • Sering merasa gelisah dan mudah tersinggung.

Saat ini tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Namun, ada beberapa layanan yang bisa membantu menangani masalah mental, seperti:

  1. Yayasan pulih, klinik konseling untuk pemulihan trauma dan penguatan psikososial. Kamu bisa menghubungi nomor 08118436633 (WhatsApp).
  2. Pijar Psikologi, media layanan informasi psikologi dan kesehatan mental di Indonesia. Konsultasi gratis bisa dilakukan dengan mengetik kode #KonsultasiChatPijarPsikologi dan kirimkan ke LINE Official Account @Pijar Psikologi pada waktu pendaftaran konsultasi dibuka, yaitu setiap Senin, pukul 11.00-14.00 WIB. Isikan data diri sesuai format yang telah disediakan.
  3. Sehat Mental Indonesia untuk dijadikan tempat curhat bila sedang merasa depresi atau tidak baik-baik saja. Curhat bisa lewat LINE @yuksharing.
  4. Aplikasi KALM yang diunduh di smartphone untuk layanan berbasis chat.
  5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI lewat layanan konsultasi psikolog SEJIWA bagi perempuan dan anak yang mengalami depresi atau stres karena terdampak pandemik COVID-19, di hotline telepon 119 (ext. 8).
  6. Kemenkes RI menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat. Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
  • RS Jiwa Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
  • RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025, 8320467
  • RS Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
  • RS Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
  • RS Jiwa Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444.

Baca Juga: Catatan Kekerasan Seksual Komnas Perempuan pada Penyandang Disabilitas

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya