Kisah Pilu Dokter Hayati Akibat Pasien Positif COVID-19 Tidak Jujur

Dokter Hayati dan belasan para medis harus dikarantina

Jakarta, IDN Times - Kisah haru diungkapkan oleh seorang dokter yang bertugas di sebuah rumah sakit di Pekalongan, Jawa Tengah. Kisah ini viral di media sosial.

Dokter Hayati Salma menceritakan perjuangan dan risiko tenaga medis, yang menjadi garda terdepan di tengah pandemi virus vorona atau COVID-19.

Dalam tulisan yang sudah dibagikan dan ditulis ulang di sejumlah akun media sosial ini, Hayati meminta agar pasien yang datang ke rumah sakit harus jujur.

"Jangan ada dusta di antara kita," tulis dia, mengawali kisahnya.

1. Hampir semua pegawai harus isolasi diri akibat ada pasien ODP tidak jujur

Kisah Pilu Dokter Hayati Akibat Pasien Positif COVID-19 Tidak JujurPerawat ruang isolasi RSUP Sardjito, Veronika. (IDN Times/Repro Dok. RSUP Sardjito/Pito Agustin Rudiana)

Hayati mengungkapkan kisah ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di banyak rumah sakit sekarang ini, dengan tujuan sebagai media edukasi terhadap masyarakat agar jujur.

Dia menyebutkan akibat ada pasien yang tidak jujur, hampir seluruh pegawai rumah sakit yang melayani seorang pasien, harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.

Mulai sekuriti, perawat, dokter jaga, dokter spesialis, penata anestesi, hingga pegawai cleaning service harus menjadi Orang Dalam Pengawasan (ODP), akibat pasien tersebut.

2. Diawali ada seorang pasien rujukan dari rumah sakit swasta karena kecelakaan

Kisah Pilu Dokter Hayati Akibat Pasien Positif COVID-19 Tidak JujurRSPI Sulianti Saroso (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Hayati menceritakan saat itu ada datang pasien rujukan dari sebuah rumah sakit swasta, yang pertama disambut sekuriti dan perawat yang bertugas. Mereka dengan sigap menahan tubuh pasien yang sedang gelisah akibat kecelakaan.

Saat itu, darah berceceran walaupun sudah di-hecting, akibat gerakan yang tidak terkontrol dari pasien tersebut.

"Spalk yang terpasang tak tentu letaknya, bergeser dan turun dari posisi semula. Muntah dan meludah ke segala arah. Semua ikut membantu dengan APD standar yang biasa dikenakan, masker dan handscoon tanpa hazmat dan google," tulis dia.

Setelah difiksasi dan diberikan obat, pasien tersebut akhirnya lebih terkontrol, sebab gangguan pada kepala sangat memengaruhi tingkah laku, apalagi pendarahan di otak.

Kisah Pilu Dokter Hayati Akibat Pasien Positif COVID-19 Tidak Jujur(IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Diskriminasi Perawat saat Pandemik COVID-19, Dipukul Hingga Diusir

3. Hasil screening awal, tidak ada kecurigaan pasien terjangkit virus corona

Kisah Pilu Dokter Hayati Akibat Pasien Positif COVID-19 Tidak JujurIlustrasi tenaga medis (IDN Times/Candra Irawan)

Sebagai dokter jaga, Hayati melakukan primary survey dan secondary survey agar tak terlewat kondisi pasien yang setengah sadar ini. Saat itu juga sudah melakukan screening awal COVID-19, hasilnya tidak ada kecurigaan ke arah virus corona.

"Kupastikan lagi dengan memanggil istri pasien dan bertanya lagi: 'Bapak kecelakaan di mana, Bu? Naik apa? Dari luar kota tidak? Pekerjaan Bapak, apa? Ada keluarga yang baru pulang dari luar kota? Bapak batuk, demam, sesak napas tidak sebelum kecelakaan?" Namun semua disangkal, bukan ODP apalagi PDP (Pasien Dalam Pengawasan)," kata Hayati, mengenang kisahnya.

4. Hasil laboratorium dari rumah sakit rujukan mencurigakan

Kisah Pilu Dokter Hayati Akibat Pasien Positif COVID-19 Tidak JujurIlustrasi (Dok. Humas Jabar)

Hasil laboratorium dan rontgen dari rumah sakit rujukan mencurigakan, kecuali nilai limfosit yang turun drastis dan sedikit suram di kedua lapang paru, samar.

Pendarahan dari patah tulang terbuka yang belum juga berhenti, membuat Hayati memutuskan konsultasi ke dokter spesialis ortopedi.

"Alhamdulillah operasi berjalan lancar, kesadaran pasien mulai membaik," ujar dia.

5. Pasien suspect PDP, dokter Hayati meminta keluarga jujur

Kisah Pilu Dokter Hayati Akibat Pasien Positif COVID-19 Tidak JujurIlustrasi (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Namun kesenangan tersebut buyar, saat hasil laboratorium ulang dan rontgen ulang menunjukkan pasien suspect PDP. Hayati memanggil keluarga pasien tersebut dan meminta kejujuran mereka.

"Istri pasien akhirnya mengaku bahwa adik pasien baru pulang dari Jakarta dan sempat bertemu dengan pasien beberapa kali sebelum kecelakaan terjadi. Rapid test dilakukan, hasilnya membuat semua shock, positif! Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un. Kami berduka untuk pasien dan keluarganya, juga untuk kami petugas kesehatan dan tentu keluarga kami juga," ungkap Hayati.

6. Karantina pun dilakukan untuk pasien, petugas medis, hingga sekuriti selama 14 hari

Kisah Pilu Dokter Hayati Akibat Pasien Positif COVID-19 Tidak JujurTenaga medis tetap mengenakan APD saat solat dan beristirahat (Dok. Instagram @bimaaryasugiarto)

Karantina pun dilakukan untuk pasien dan petugas medis. Dokter Hayati beserta 14 petugas rumah sakit berada di sebuah guest house untuk menjalani karantina.

"Terpukul, stress, depresi, marah campur aduk jadi satu. Inilah jalan yang harus ditempuh. Mau tidak mau, Allah telah memilih kami menjadi salah satu dari pejuang melawan corona," ungkap Hayati, pilu.

Pada hari ke-5 masa karantina, seorang dokter anestesi mengeluh demam, batuk, dan sesak napas. Usianya memang yang paling tua, ditambah penyakit diabetes menjadikan dia yang paling rentan.

"Dokter A diperiksa dan di-swab, dirawat di ruang isolasi. Keadaannya memburuk. Begitu yang kudengar. Keadaan ini tentu saja membuat kami bertambah stress, menangis, bahkan ada yang tidak mau makan dan mengurung diri di kamar," tulis Hayati.

"Kita harus kuat, harus makan makanan bergizi, minum vitamin, dan olahraga. Kita tingkatkan daya tahan tubuh kita. Kita lawan COVID-19 bersama-sama. Sehat lahir dan batin, itu yang kita perlukan. Semangat itu kukobarkan agar menular pada yang lain, tidak boleh pesimis. Sebab ada keluarga yang menanti di rumah," lanjut dia.

Hayati optimis bisa melalui wabah virus corona ini dengan selamat dan berbahagia, agar kembali berkumpul bersama keluarga tercinta.

https://www.youtube.com/embed/aUrK9HlKpD8

Baca Juga: Ngaku Tak Takut Virus Corona, Pria Ini Tampar Perawat di Klinik

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya