Kisah Rama, Tunanetra yang Mampu Terbitkan Delapan Buku

Rama membuktikan tunanetra juga bisa berkarya, inspiratif!

Jakarta, IDN Times - Terlahir dengan keterbatasan fisik tidak menjadikan Ramaditya Adikara berhenti berkarya. Penyandang tunanetra tersebut mampu menerbitkan buku-buku hasil karyanya sendiri.

Tidak tanggung-tanggung, Rama sudah melahirkan delapan buku.

"Buku pertama saya berjudul Mata Kedua yang sudah terbit 2016 lalu, dan buku kedelapan akan launching 21 September mendatang," ujar Rama saat ditemui IDN Times di sela acara Indonesia Writers Festival 2019 di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Minggu (8/9).

1. Banyak yang meragukan karyanya

Kisah Rama, Tunanetra yang Mampu Terbitkan Delapan BukuIDN Times/Dini Suciatiningrum

Rama mengatakan, semula banyak orang yang meragukan karyanya. Tidak sedikit orang bertanya bagaimana seorang penyandang disabilitas bisa menulis, bahkan membuat novel.

"Banyak yang bilang, 'Ah, paling dituliskan orang'. Saya memang buta sejak lahir namun bukan berarti tidak bisa menulis. Semua buku yang saya hasilkan murni ditulis tunanetra," ungkapnya.

2. Sudah bisa menulis sejak kecil

Kisah Rama, Tunanetra yang Mampu Terbitkan Delapan BukuInstagram /ramadityaknight

Meski terlahir tidak bisa melihat, sejak kecil orangtua Rama sudah mengenalkan huruf.

"Saya dikenalkan huruf-huruf yang dari plastik itu jadi saya sudah kenal sejak kecil kemudian saya juga belajar mengenal huruf ketik, kemudian menggunakan aplikasi pembaca layar yang dipasang di komputer," terangnya.

Baca Juga: IWF 2019: Ayu Utami Blak-Blakan Ungkap Alasan Jadi Novelis

3. The First Indonesian Blind Blogger

Kisah Rama, Tunanetra yang Mampu Terbitkan Delapan BukuInstagram/ramadityaknight

Kesukaan Rama menulis dalam diary dia torehkan dalam sebuah blog di 2003. Bahkan karena kebiasaannya tersebut dia dikenal dengan julukan “The First Indonesian Blind Blogger”, sebab saat itu dia merupakan blogger buta pertama di Indonesia.

Cerita dia dalam blog akhirnya dituangkan dalam bentuk buku di 2016 sampai sekarang sudah ada delapan buku yang diterbitkan.

4. Fokus dengan cerita remaja

Kisah Rama, Tunanetra yang Mampu Terbitkan Delapan BukuIDN Times/Dini Suciatiningrum

Pria kelahiran Semarang, 3 Februari 1981 ini menambahkan, buku yang ditulisnya tidak hanya berkisah tentang seputar perjuangan tunanetra, namun layaknya remaja yang penuh dengan warna dan cerita.

"Saya fokus menulis seputar kehidupan remaja, seperti buku yang berjudul Wonder Wahita ini yang mengisahkan petualangan bidadari 16 tahun bernama Wahita. Tukang ngemil, hobby main game, nggak suka mandi, dan rada baperan. Namun ia sakti dan baik hati, siap menolong siapa saja yang membutuhkan," terang Rama sambil menunjukan buku terbarunya.

Baca Juga: Kisah Ivan Suswandar, Tenaga Perpustakaan Tunanetra yang Luar Biasa

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya