Komnas KIPI Pastikan Tak Ada yang Meninggal karena Vaksin COVID

Kasus meninggal usai vaksinasi karena komorbid

Jakarta, IDN Times - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, vaksin adalah upaya pencegahan yang sudah berlangsung lebih dari 220 tahun. Sebab itu mesti dijaga keamanannya.

“Sistem pelaporan kejadian KIPI bukan saat COVID-19 saja tetapi sudah sejak 1998 yang sudah disepakati para ahli dunia termasuk WHO yang memastikan vaksin aman, tetapi memang pandemik-19 membuat KIPI jadi perhatian,” ujarnya dalam wawancara khusus dengan IDN Times, Selasa (24/5/2022) lalu.

1. Komnas KIPI terima 304 laporan KIPI serius

Komnas KIPI Pastikan Tak Ada yang Meninggal karena Vaksin COVIDIlustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Hinky menyebutkan sampai saat ini Komnas KIPI mencatat ada 20.250
laporan KIPI non serius di seluruh Indonesia, sementara ada 441 KIPI serius. Lebih lanjut Hinky merinci, KIPI non serius untuk vaksinasi dosis satu ada 12.660 laporan, dosis dua ada 2.692 laporan, dan dosis tiga ada 4.931 laporan.

Kemudian untuk yang KIPI serius ada 304 laporan yang vaksinasi dosis satu, lalu ada 74 laporan untuk vaksinasi dosis dua, dan 13 laporan untuk booster.

“Sejauh ini paling banyak gejala yang dikeluhkan seperti nyeri lokal bekas suntikan, diare, demam, pusing, mengantuk, sementara KIPI serius sampai mendapatkan perawatan rumah sakit,” bebernya.

Baca Juga: Mengenal Jenis Vaksin, Mulai dari Vaksin Hidup hingga Vaksin Vektor

2. Tidak ada yang meninggal karena vaksin

Komnas KIPI Pastikan Tak Ada yang Meninggal karena Vaksin COVIDIlustrasi pemakaman pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Hinky mengatakan, setiap KIPI belum tentu terkait langsung dengan imunisasi sehingga laporan yang keluar masih dugaan.  

“Orang Komnas dan Komda itu diangkat independen dari organisasi profesi, lembaga penelitian dan kompeten tentang vaksinologi. Kita mengkaji laporan serius yang masuk setelah investigasi selesai, dari laporan yang masuk ya memang yang meninggal tidak terkait karena vaksin, tetapi karena jantung, hipertensi, stroke. Karena disebabkan karena vaksin, gak ada sampai meninggal,” tegasnya.

Baca Juga: Kapolri: Syarat Vaksin Booster Dipangkas, 3 Bulan dari Vaksin Kedua  

3. Investigasi terhambat karena letak geografis tiap daerah berbeda

Komnas KIPI Pastikan Tak Ada yang Meninggal karena Vaksin COVIDSMA Negeri 1 Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua dibakar orang tak dikenal pada Minggu, 5 Desember 2021 (ANTARA FOTO/HO-Polres Pegunungan Bintang)

Hinky mengatakan, letak geografis Indonesia yang kepulauan membuat Komnas KIPI sulit untuk melakukan investigasi KIPI serius karena memerlukan waktu yang lama.

“Banyak daerah yang sulit terjangkau, komunikasi terbatas, tetapi alhamdulilah, karena teman-teman yang menginvestigasi adalah teman-teman dari Puskesmas, mereka tidak kenal lelah, konsisten, professional, karena kemanusian dan melakukan tugas dengan baik dan menyusun laporan dengan meski keterbatasan data, karena tidak sederhana,” imbuhnya.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya