Korban Meninggal Sudah 3.656, Tapi Masih Ada Anggap Corona Konspirasi

COVID-19 ibarat malaikat pencabut nyawa

Jakarta, IDN Times - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengungkapkan, masih ada yang tidak percaya dengan pandemik COVID-19, bahkan menganggap virus corona ini merupakan rekayasa.

"Masih ada sejumlah pihak yang menganggap ini adalah konspirasi, Covid ini rekayasa, Covid ini adalah konspirasi. Padahal kita semua sudah tahu bahwa korban jiwa di Tanah Air sudah melampaui angka 3.500 (3.656). Bahkan di dunia sudah melampaui angka 550.000 jiwa. Jadi ini nyata, ini fakta," terang Doni di Kompleks Istana, Senin (13/7/2020).

Baca Juga: Mengira Corona Hoaks, Warga Texas Meninggal Usai ke Pesta COVID-19

1. COVID-19 ibarat malaikat pencabut nyawa

Korban Meninggal Sudah 3.656, Tapi Masih Ada Anggap Corona KonspirasiPedagang di Pasar Gatak, Kabupaten Bantul mengikuti rapid test. IDN Times/Daruwaskita

Doni mengatakan, agar program sosialisasi bisa dipahami maka harus melibatkan para ulama di seluruh daerah.

"Semua pihak harus betul-betul memahami dan menyampaikan pesan-pesan bahwa Covid ini ibaratnya, mohon maaf, ibaratnya adalah malaikat pencabut nyawa bagi mereka yang rentan. Siapa saja yang rentan? Ada lansia yang rata-rata usia di atas 60 tahun, 70 tahun," imbuhnya.

2. Penderita komorbid diminta tidak keluar rumah

Korban Meninggal Sudah 3.656, Tapi Masih Ada Anggap Corona KonspirasiKondisi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1, Cipayung, Jakarta Timur (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Doni  berpesan pada penderita komorbid seperti penderita hipertensi, diabet, jantung, ginjal, kanker, asma, TBC, dan beberapa penyakit lainnya agar tidak melakukan aktivitas dulu termasuk keluar rumah.

"Kalau toh harus keluar rumah pun harus menjaga jarak, menghindari kerumuan. Jangan mendatangi tempat-tempat yg berisiko terjadinya penularan," imbau dia.

3. Sosialisasi sebaiknya libatkan ulama

Korban Meninggal Sudah 3.656, Tapi Masih Ada Anggap Corona KonspirasiWakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung, A.Bukhari Muslim Lc.M.A. ,Jumat. (29/5/2020) ANTARA/Dian Hadiyatna

Doni menambahkan, Presiden menekankan pentingnya upaya maksimal untuk menekan laju penambahan kasus positif virus corona, termasuk menekan semaksimal mungkin angka kematian.

Untuk menekan kasus penambahan positif itu yang dipilih adalah sosialisasi efektif dan masif melibatkan seluruh komponen dengan kearifan lokal.

"Tadi sudah disampaikan para antropolog, sosiolog termasuk psikolog, tokoh-tokoh masyarakat khususnya para ulama ini juga menjadi penekanan Bapak Wakil Presiden, untuk melibatkan para ulama di seluruh daerah agar seluruh program sosialisasi ini bisa betul-betul dipahami dengan baik," ucap Doni.

Baca Juga: Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHO

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya