KPCDI Harap Tarif Pelayanan Kesehatan Adil Bagi Pasien Gagal Ginjal

Perlu ada dorongan untuk transformasi kesehatan

Jakarta, IDN Times - Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), berharap ada aturan skema tarif pelayanan kesehatan yang adil agar pasien gagal ginjal bisa mengakses apa yang mereka butuhkan.

Diketahui, gagal ginjal termasuk penyakit tidak menular yang berbiaya tinggi salah satunya perawatan cuci darah dan transplantasi ginjal yang memerlukan biaya besar.

Meski demikian, Ketua umum KPCDI, Tony Samosir, mengapresiasi sistem transformasi kesehatan di Indonesia. Pihaknya berharap, ke depan pelayanan dan keselamatan untuk pasien gagal ginjal akan semakin baik di Indonesia.

“Kami berharap semoga pasien gagal ginjal ini lebih berkualitas lagi hidupnya agar bisa berkarya demi Indonesia yang lebih baik,” ujarnya dalam siaran tertulis, Jumat (30/8/2022).

Baca Juga: Studi: Jangan Sisakan Batu Ginjal, Biar Gak Kambuh!

1. Pemerintah sudah lakukan transformasi layanan rujukan

KPCDI  Harap Tarif Pelayanan Kesehatan Adil Bagi Pasien Gagal GinjalIlustrasi tenaga medis (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Tony yang juga pasien ginjal kronik dan transplantasi ginjal menyebutkan, transformasi kesehatan yang sudah dilakukan pemerintah sejauh ini adalah layanan rujukan.

Menurutnya, sistem rujukan untuk pasien ginjal dengan modalitas hemodialisis yang dapat diimplementasikan untuk pasien Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) dan transplantasi ginjal.

"Kemudian transformasi pembiayaan kesehatan. Sistem pembiayaan yang adil dan meniadakan kesenjangan biaya dan alokasi biaya pada masing-masing komponen yang dibutuhkan dalam penyakit ginjal kronik sangat penting," katanya.

Baca Juga: Bisakah Masih Muda Mengalami Gagal Ginjal Kronis?

2. Kualitas hidup Pasien Ginjal Kronis (PGK) harus diperbaiki

KPCDI  Harap Tarif Pelayanan Kesehatan Adil Bagi Pasien Gagal GinjalIlustrasi seorang pasien (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Sementara, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Vaskular dan Endovaskular Indonesia (Pesbevi), Dedy Pratama, mengatakan, kualitas hidup Pasien Ginjal Kronis (PGK) harus diperbaiki. Salah satunya adadlah dengan hemodialisa.

“PGK memiliki prognosis buruk dan biaya tinggi. Komplikasinya juga harus ditangani dan memerlukan biaya tinggi,” katanya.

Baca Juga: Imbas Inflasi dan Kemiskinan, Warga Kenya yang Berebut Jual Ginjal

3. Efektivitas tindakan dan efisiensi biaya harus seimbang

KPCDI  Harap Tarif Pelayanan Kesehatan Adil Bagi Pasien Gagal GinjalIlustrasi petugas medis menangani pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Pihaknya pun mewanti-wanti dalam menangani pasien gagal ginjal perlu kerja sama yang baik dari semua stakeholder.

Menurut dia, idealnya akses vaskular permanen untuk hemodialisa sudah disiapkan sebelum dilakukan hemodialisis.

“Selain itu, efektivitas tindakan dan efisiensi biaya dalam kasus hemodialisis dan akses vaskular harus seimbang,” ucapnya.

Baca Juga: Kenapa Pasien Gagal Ginjal Harus Cuci Darah?

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya