Marak Long COVID-19, Penyintas Perlu Pantau Gejala hingga 12 Pekan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM) Siswanto, mengatakan penyintas virus corona dapat mengalami keluhan berkepanjangan pasca- terinfeksi COVID-19, atau yang kerap disebut long COVID-19.
Dia mengatakan kondisi ini banyak ditemui pada pasien dengan derajat keparahan sedang, berat, dan kritis, serta pasien dengan komorbid, meski tidak menutup kemungkinan terjadi pada pasien dengan kategori ringan.
“Yang paling berisiko adalah penderita diabetes melitus, gagal jantung, hipertensi, penyakit metabolik, dan penyakit paru kronik. Selain itu, yang membawa risiko juga adalah penyakit koinsiden, misalnya saat terkena COVID bersamaan juga dengan terkena Tuberkulosis atau komplikasi lainnya,” kata Siswanto dalam siaran tertulis, Kamis (28/12/2021).
Baca Juga: Dokter Paru RI Minta Biaya Perawatan Pasien Long COVID Ditanggung BPJS
1. Penyintas COVID-19 perlu memantau gejala sejak munculnya gejala pertama
Menurut Siswanto, penyintas COVID-19 perlu memantau gejala atau keluhan yang terjadi hingga 12 minggu sejak onset atau munculnya gejala pertama.
Pasien yang mendapat perawatan di rumah sakit disarankan melakukan kontrol satu hingga dua minggu setelah keluar dari rumah sakit. Selanjutnya, kontrol dilakukan kembali pada minggu keenam atau kedelapan sejak onset.
“Bagi yang ke rumah sakit biasanya kami akan menghitungkan saat ini berada di posisi berapa minggu setelah onset dan kapan sebaiknya datang kembali untuk kontrol,” kata Siswanto.
2. Pasien bisa memastikan apakah sudah sembuh setelah 12 minggu
Editor’s picks
Setelah 12 minggu, pasien bisa dipastikan sudah sembuh sempurna atau belum dilihat dari ada atau tidaknya gejala atau kelainan secara radiologis maupun hasil laboratorium.
Bagi pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah, Siswanto menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika setelah empat minggu masih mengalami gejala, baik gejala sama yang muncul pertama kali atau pun gejala baru.
Siswanto menyebut banyak menemukan pasien yang melakukan isolasi mandiri karena keterbatasan kapasitas perawatan rumah sakit, namun setelah pemeriksaan diketahui memiliki derajat keparahan sedang maupun berat.
“Jangan segan-segan bagi masyarakat untuk periksa jika dulu sebelum terkena COVID tidak punya gejala seperti ini tapi setelah COVID mengalami gejala, apapun itu, sebaiknya konsultasi,” kata dia.
3. Tips pemulihan pasca-infeksi COVID-19
Siswanto memberikan sejumlah tips untuk pemulihan pasca-infeksi COVID-19, yaitu konsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat, lakukan intermittent fasting atau diet puasa, tidur berkualitas 6 sampai 8 jam pada malam hari, dan perbanyak konsumsi vitamin C, D, B, E, dan antioksidan.
Selain itu, penyintas disarankan menghindari stres serta mengontrol penyakit penyerta.
“Tubuh kita punya mekanisme untuk repair organ yang mengalami kerusakan sel, namanya autofagi. Proses ini butuh stimulus, perlu ada pengkondisian tertentu,” kata Siswanto.
Baca Juga: 1 dari 7 Pasien COVID-19 Anak dan Remaja Berisiko Mengalami Long COVID