Masyarakat Harus Hidup Berdampingan dengan COVID-19 sampai Imunisasi

Vaksin harus ditemukan dulu, lalu diadakan imunisasi massal

Jakarta, IDN Times - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa masyarakat harus hidup berdampingan cukup lama dengan virus COVID-19.

Bambang menjelaskan, kehidupan saat new normal atau versi lain akan dijalani tidak hanya sampai vaksin ditemukan, namun hingga imunisasi diterapkan.

"Kondisi yang kita alami sekarang tampaknya harus kita jalani, sampai ada vaksin, bukan hanya vaksin, tapi juga imunisasi dilakukan. Ini artinya memakan waktu yang tidak pendek," paparnya dalam webinar bersama IDN Times, Kamis (11/6).

1. Vaksin COVID-19 mungkin baru ada setidaknya pada 2021

Masyarakat Harus Hidup Berdampingan dengan COVID-19 sampai ImunisasiIlustrasi Vaksin COVID-19theconversation.com

Dia menerangkan, vaksin saat ini belum tersedia setidaknya sampai akhir tahun 2021. Setelah vaksin ditemukan, tentunya memerlukan waktu untuk memproduksi dengan skala besar.

Bambang mencontohkan, Bio Farma kapasitas produksi 200 juta per tahun sedangkan Indonesia membutuhkan 350 juta.

"Setelah divaksin, asumsinya tidak langsung mempunya daya tahan tubuh namun sebagian karena booster yang membentuk," imbuhnya.

Baca Juga: Indonesia Turut Gandeng Tiongkok untuk Temukan Vaksin COVID-19

2. Masyarakat hidup berdampingan dengan COVID-19 sampai imunisasi

Masyarakat Harus Hidup Berdampingan dengan COVID-19 sampai ImunisasiImunisasi bayi di tengah pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Fauzan)

Selain itu, program imunisasi juga memerlukan waktu yang cukup lama untuk seluruh populasi yang butuh waktu sekitar 2 tahun.

"Masyarakat harus hidup berdampingan dengan COVID-19 sampai vaksin ditemukan dan imunisasi massal dilakukan," imbuhnya.

3. Vaksin sudah tahap uji klinis tapi belum tentu siap dalam waktu dekat

Masyarakat Harus Hidup Berdampingan dengan COVID-19 sampai ImunisasiRS PHC, anak perusahaan Pelindo 1, sudah memiliki laboratorium PCR untuk menguji sampel swab tenggorok. (dok Humas Pelindo 1)

Bambang mengungkapkan, hari ini ada uji klinis vaksin tahap tiga tetapi tidak bisa dipastikan tersedia dalam waktu dekat. Menurutnya, meski memasuki uji klinis, namun tidak bisa dipastikan mulus.

"Mungkin dari pengembang ada juga perbaikan, sehingga uji klinis tidak bisa berjalan mulus, karena itu kita lebih baik set diri kita harus hidup berdampingan sampai dapatkan imunisasi, kuncinya imunisasi," tegasnya.

Baca Juga: Menristek: Stem Cell Bisa untuk Perbaiki Paru-paru Penderita COVID-19

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya