Mau Lihat 4.000 Jenis Wayang di Museum? Yuk Intip Melalui Google Art

Kamu bisa ke tiga tur street view di Museum Mayang

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerja sama dengan Google Institute dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mengajak masyarakat mengenal lebih jauh khazanah budaya Indonesia melalui Google Arts and Culture.

Melalui platform digital ini, masyarakat kini dapat mengakses berbagai museum nasional dari puluhan negara, tempat bersejarah,
dan kini lebih dari 4.000 koleksi Wayang dari Museum Wayang Nasional, dapat dilihat dengan menggunakan gawai di mana pun mereka berada.

1. Ada 12 pameran interaktif dari beragam jenis wayang, hingga busana tiap daerah

Mau Lihat 4.000 Jenis Wayang di Museum? Yuk Intip Melalui Google Art(IDN Times/Istimewa)

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, untuk melihat keberagaman wayang, yakni sebuah tradisi seni dan budaya mendongeng yang berasal dari Bahasa Jawa yang artinya bayangan, laman ini akan menampilkan 12 pameran interaktif dari beragam jenis wayang, hingga busana yang dikenakan setiap wayang yang khas dengan daerah asalnya.

"Masyarakat yang mengakses juga akan dibawa ke tiga tur
street view yang dilengkapi dengan panduan audio, dan juga video tutorial tentang cara membuat wayang. Dengan ini diharapkan dapat membuat keluarga, pecinta kerajinan, atau bahkan yang sekadar ingin tahu, untuk tetap aktif dan produktif di rumah," ujar dia dalam siaran tertulis, Rabu (13/6).

Baca Juga: Mengenal 14 Wayang Kapi-Kapi di Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #4

2. Wayang merupakan media refleksi yang lebih sering menggambarkan kisah nyata

Mau Lihat 4.000 Jenis Wayang di Museum? Yuk Intip Melalui Google ArtIDN Times/Faiz Al-Haq

Hilmar mengungkapkan sebagai salah satu warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai, dalam seni bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity yang sudah diakui Unesco, wayang
bukan hanya sekadar sebuah kesenian atau pertunjukan.

Wayang merupakan media refleksi yang lebih sering menggambarkan kisah nyata masyarakat, dan juga penuh dengan kearifan-kearifan yang dapat dijadikan falsafah hidup.

"Ini adalah bagian penting dari masyarakat Indonesia yang tidak hanya harus dilestarikan, tetapi juga dirayakan. Berkat Google Arts and Culture, secara digital kami dapat melestarikan bagian-bagian penting dari warisan Indonesia, sekaligus merayakan keberagaman yang unik dan mewarnai setiap bagian Indonesia," kata dia.

3. Masyarakat bisa belajar wayang melalui Google Art

Mau Lihat 4.000 Jenis Wayang di Museum? Yuk Intip Melalui Google ArtPagelaran kesenian wayang kulit Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sementara, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan adanya Google Art ini banyak hal yang dapat dilakukan di rumah dengan bantuan teknologi, selama masa pandemik virus corona. Dengan ini juga bisa belajar tentang warisan budaya Indonesia yang kaya dengan cara menyenangkan dan menarik.

“Kami senang dapat memperkenalkan salah satu keunggulan budaya kami dari Museum Wayang Nasional ke Google Arts and Culture, yang tidak hanya membuatnya dapat diakses oleh banyak orang di Indonesia, tetapi juga untuk dikenalkan ke masyarakat dunia,” ujar Anies.

4. Google aktif menambahkan lebih banyak konten dari museum-museum dan tempat bersejarah ke Google Arts and Culture

Mau Lihat 4.000 Jenis Wayang di Museum? Yuk Intip Melalui Google ArtIDN Times/Aulia Fitria

Sementara, Manajer Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia Ryan Rahardjo menambahkan, Google menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari
identitas sebuah negara.

"Sejak Oktober 2017, Google telah secara aktif bekerja untuk
menambahkan lebih banyak konten dari museum-museum, dan juga tempat bersejarah nasional di Indonesia ke Google Arts and Culture," kata Ryan.

Baca Juga: Kesakralan Wayang Wong di Klungkung, Berdialog Pakai Jawa Kuno

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya