Menkes Budi: Prokes Jangan Kendor, Jangan Sampai Seperti India
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia harus belajar dari lonjakan kasus COVID-19 di India dengan tidak menurunkan standar protokol kesehatan dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
Budi mengatakan tingginya kasus penularan COVID-19 di India disebabkan adanya mutasi virus baru. Selain itu, pemerintah juga melakukan pelonggaran aturan terlalu cepat seperti saat festival keagamaan.
"Ini pelajaran bagi kita semua dalam selalu berhati-hati dalam mengamati laju penularan kasus," ujarnya yang disiarkan di channel YouTube, Jumat (23/4/2021).
1. Jangan buru-buru turunkan prokes
Budi mengatakan penurunan kasus positif di Indonesia sejak penerapan PPKM Mikro jangan lengah dengan menurunkan standar prokes.
"Belajar dari pengalaman di India, kita harus hati-hati melihat tren ini, sejak terjadi penurunan lalu menjadi lengah. Tugas kita jangan sampai seperti India, kita hati-hati sejak awal jangan buru-buru menurunkan standar PPKM Mikro yang terbukti turunkan kasus," katanya.
Baca Juga: [BREAKING] Pemerintah Hentikan Pemberian Visa bagi WNA dari India
2. WNI dari India harus di PCR dua kali
Budi meminta bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang hendak pulang ke tanah air dari India harus melakukan karantina selama 14 hari.
“Kalau bapak ibu pernah masuk ke wilayah India 14 hari terakhir, bapak ibu harus melakukan karantina 14 hari, dan PCR dua kalo serta diambil whole genome sequencing (WGS). Jangan kendor, ingat dan waspada," ujarnya.
3. 12 orang India yang masuk Indonesia positif COVID-19
Sementara itu ratusan warga negara India yang tiba di Indonesia pada Rabu (21/4/2021) malam diketahui ada 12 orang yang positf.
"Dari 127 orang ada 12 orang yang positif. Semuanya sudah diambil Genome Sequencing tapi belum keluar hasilnya," katanya.
Baca Juga: [BREAKING] 12 Warga India yang datang ke Indonesia Positif COVID-19