Menkes Terawan Didesak Mundur sejak Awal Pandemik COVID-19

Menkes Terawan seharusnya jadi garda terdepan tangani wabah

Jakarta, IDN Times - Di tengah pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia, sosok Menteri Kesehatan seharusnya menjadi garda terdepan untuk mengatasinya wabah Namun, tidak dengan Menteri Kesehatan Republik Indonesia ini. Nama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto seakan tenggelam di saat wabah COVID-19.

Masyarakat mendesak agar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mundur dari jabatan karena melihat kinerja Terawan yang menganggap enteng COVID-19 sejak awal. Terlebih, saat penularan COVID-19 semakin masif namun Terawan tidak pernah terlihat di depan publik.

Berikut ini berbagai desakan yang meminta Menkes Terawan dicopot dari jabatan.

1. Sejak awal Menkes menunjukkan sikap pongah dan menganggap enteng

Menkes Terawan Didesak Mundur sejak Awal Pandemik COVID-19Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tiba memberi keterangan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara. (IDN Times/ Hana Adi Perdana)

Kinerja Menkes Terawan terus disorot oleh publik di Tanah Air saat virus corona mewabah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 lalu akhirnya menyatakan COVID-19 sebagai penyakit pandemik. Hal itu lantaran jumlah pasien yang terinfeksi setiap harinya melonjak drastis 

Namun, sikap pemerintah dalam menghadapi pandemik global ini justru terlihat tergagap-gagap dan tidak siap. Salah satu indikasinya adanya perbedaan sikap antara pemerintah daerah dan pusat dalam menghadapi penyebaran virus corona.

Ada beberapa pasien yang meninggal dan tidak dihitung oleh pemerintah pusat. Salah satu pihak yang dituding oleh publik sehingga korban terus jatuh adalah Menkes Terawan.

Menurut koalisi masyarakat sipil, Presiden Jokowi sudah sepantasnya mencopot Terawan dari posisinya sebagai Menteri Kesehatan. Koalisi ini merupakan gabungan beberapa organisasi antara lain KontraS, YLBHI, WALHI, LBH Masyarakat, Migrant Care hingga Amnesty International. 

"Sejak awal Menkes menunjukkan sikap pongah, menganggap enteng, dan anti terhadap sains, yang berakibat memandang rendah persoalan, hingga ujung-ujungnya berakibat pada kehilangan kewaspadaan," ungkap salah satu anggota koalisi, Anis Hidayah melalui keterangan tertulis pada Selasa (17/3/2020).

Baca Juga: Deretan Sepak Terjang Menkes Terawan Paling Kontroversial

2. Menkes Terawan dinilai sudah layak mundur di bulan pertama COVID-19 masuk Indonesia

Menkes Terawan Didesak Mundur sejak Awal Pandemik COVID-19Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Setelah pandemik COVID-19 melanda Indonesia selama 22 hari sejak diumumkan kasus baru pada 2 Maret 2020, anggota Komisi Masyarakat Sipil, Haris Azhar, mengkritik keterbukaan informasi Pemerintah Indonesia terkait virus corona jenis baru ini. Bahkan, pemerintah malah sibuk mengucurkan dana Rp72 miliar demi promosi pariwisata.

"Menganggap enteng (COVID-19). Sakit hati juga melihatnya. Menkes (Terawan Agus) sudah layak mundur hari ini," katanya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk "Corona: Simalakama Bangsa Kita", yang disiarkan TvOne, Selasa 24 Maret 2020.

Haris Azhar menilai, penanganan COVID-19 harus komprehensif dan multi-layer. Salah satunya dengan menerapkan Undang-Undang (UU) No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. 

"Saya minta UU Karantina Kesehatan itu diberlakukan. Dengan diberlakukan, ada ketegasan dari negara. Kita gunakan UU tersebut. Yang tanda tangan Pak Joko Widodo. Yang bikin UU itu namanya Joko Widodo," ungkapnya.

3. Bahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan frustasi dengan Menkes Terawan

Menkes Terawan Didesak Mundur sejak Awal Pandemik COVID-19Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (Instagram.com/kominfotik_ju)

Bahkan sejak awal COVID-19 melanda, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah frustasi dengan Menkes Terawan hal itu diungkapkan dalam sebuah wawancara khusus dengan media asing Sydney Morning Herald (SMH) pada awal Mei 2020. Rasa frustrasi Anies terkait penanganan virus corona atau COVID-19 di Indonesia khususnya Jakarta.

Anies mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah mengetahui keberadaan virus corona sejak Januari 2020. Namun, pada saat itu Pemprov DKI Jakarta tidak diizinkan melakukan pengujian sehingga haus mengirimkan seluruh sampel dari setiap kasus yang dimiliki ke laboratorium nasional yang dikendalikan pemerintah pusat.

"Pada waktu itu saya memutuskan untuk go public dan saya katakan kami telah memantau. Hal itu langsung ditanggapi Kementerian (kesehatan) yang mengatakan kami tidak memiliki kasus positif," jelas Anies.

Dalam wawancara tersebut, Anies juga membantah optimisme pemerintah pusat yang menyebut Indonesia telah melewati fase terburuk virus corona. Ia menilai masih harus menunggu beberapa pekan ke depan untuk mengetahui apakah tren kasus mulai merata atau masih naik.

Menurutnya virus ini tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir. Sebab, Anies tidak melihat tanda-tanda akan segera berakhir dalam data yang dimiliknya.

"Ini adalah waktu di mana para pembuat kebijakan perlu mempercayai ilmu pengetahuan," kata Anies.

4. Presiden Jokowi nilai Menkes Terawan sudah bekerja keras

Menkes Terawan Didesak Mundur sejak Awal Pandemik COVID-19ANTARA FOTO/Humas Kementerian Kesehatan

Meski kinerja Menkes Terawan yang dianggap lamban oleh publik, namun tidak di mata Presiden Jokowi.

Jokowi mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan Terawan berisiko. Menurutnya tidak ada yang sempurna di dunia ini termasuk Terawan.

“Kalau ada yang kecewa, itu wajar. Setiap pekerjaan ada yang menilai, setiap keputusan ada risikonya," kata Jokowi dalam wawancara eksklusif Mata Najwa yang disiarkan Trans 7, Rabu 22 April 2020.

Sebagai Menteri Kesehatan, Jokowi mengatakan bahwa Terawan tak hanya menangani masalah virus corona. Ada masalah lain yang ia tangani di Indonesia seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Saya melihat dokter Terawan bekerja sangat keras," kata Jokowi.

 

Baca Juga: Deretan Teguran Jokowi untuk Terawan selama COVID-19 Landa Indonesia

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya