Menristek: Stem Cell Bisa untuk Perbaiki Paru-paru Penderita COVID-19

Kemenristek dukung metode terapi sampai vaksin ditemukan

Jakarta, IDN Times- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan saat ini peneliti telah melakukan riset penyembuhan terhadap pasien COVID-19 dengan metode terapi selama vaksin belum ditemukan.

Bambang mengatakan, saat ini sudah ada dua terapi yang sedang dicoba ke pasien COVID-19 yang sedang kritis di sejumlah rumah sakit.

"Terapi plasma konvalesen merupakan terapi plasma yang mengambil darah dari orang sembuh setelah terinfeksi COVID-19," paparnya.

1. Terapi plasma untuk pasien kritis

Menristek: Stem Cell Bisa untuk Perbaiki Paru-paru Penderita COVID-19IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Bambang mengungkapkan, di RSPAD Gatot Subroto mayoritas pasien COVID-19 yang tengah kritis bisa sembuh. Menurutnya, pasien yang meninggal karena COVID-19 diakibatkan mempunyai penyakit berat lainnya.

"Pasien yang meninggal kebanyakan punya penyakit berat lain misal ginjal, lalu tidak ada daya tahan tubuh, dan hipertensi, tapi dengan konvalesen (plasma darah) mayoritas bisa sembuh," ungkapnya.

Baca Juga: Putra Bali Ciptakan Aplikasi Layanan Pendonor Plasma Convalescent

2. Selain plasma, terapi stem cell juga jadi alternatif

Menristek: Stem Cell Bisa untuk Perbaiki Paru-paru Penderita COVID-19Ilustrasi pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson)

Selain terapi plasma konvalesen, juga sedang dilakukan terapi stem cell atau sel punca. Bambang menceritakan dia telah melihat perkembangan paru-paru pasien yang lebih baik setelah dilakukan stem cell.

"Tadi siang, saya baru ditunjukkan pemakaian stem cell untuk perbaiki paru-paru yang diserang COVID-19. Ternyata ada kasus pasien yang kritis, bahkan saat tunjukkan foto paru-paru thorax putih semua, seolah gak berfungsi lagi. Ternyata setelah terapi stem cell bisa sembuh," ceritanya.

3. Dua metode terapi bisa tekan angka kematian

Menristek: Stem Cell Bisa untuk Perbaiki Paru-paru Penderita COVID-19IDN Times/Candra Irawan

Untuk itu, Kemenristek mendorong terapi tersebut sampai vaksin ditemukan. Menurutnya hal ini penting untuk menekan angka kematian pasien COVID-19 dan meningkatkan jumlah kesembuhan.

"Meski kita kaget mendengar jumlah terinfeksi tapi ada satu pergerakan data antara yang meninggal dan sembuh. Saya amati awalnya banyak yang meninggal namun saat ini banyak yang sembuh bahkan 6 kali daripada yang meninggal," ujarnya.

Baca Juga: Terapi Plasma untuk COVID-19 Dimulai di Jatim, Pasien Makin Membaik

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya