Millennials Bisa Terkena Osteoporosis, Harus Banyak Bergerak Ya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Banyak yang mengira osteoporosis adalah penyakit yang hanya menyerang para lansia. Padahal, penyakit yang menyebabkan pengeroposan tulang ini bisa dialami siapa saja, mulai dari anak-anak sampai generasi millennials lho.
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Karina Besinga SpOT (K), bahkan mengungkapkan osteoporosis bisa disebut sebagai "silent disease" sebab penyakit ini bisa menyerang secara diam-diam tanpa ada tanda-tanda khusus di segala umur.
"Osteoporosis timbulnya sering tanpa gejala. Bahkan, banyak pasien yang baru ketahuan mengidap osteoporosis begitu datang ke rumah sakit," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (27/10/2020)
1. Penyebab osteoporosis tidak hanya kekurangan kalsium
Karina mengungkapkan penyebab penyakit osteoporosis bukan semata karena kekurangan kalsium namun ada penyebab lainnya. Anggapan ini membuat Karina sering mendapatkan pertanyaan pasien yang mencari susu dengan kandungan kalsium yang tinggi.
"Saya sering dapatkan pertanyaan, susu apa sih dok yang kandungan tinggi untuk cegah osteoporosis. Padahal osteoporosis bukan karena kekurangan kalsium, padahal yang perlu diperhatikan adalah memperbanyak gerak, serta dapatka, paparan yang cukup dari matahari," terangnya.
Baca Juga: Waspada, 6 Penyakit Tiroid Ini Paling Sering Terjadi di Segala Usia
2. Dua dari lima penduduk Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis
Kepala Hip, Knee, and Geriatric Trauma Orthopaedic Center Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ), dr Franky Hartono Sp OT(K), menjabarkan sesuai pedoman pengendalian osteoporosis dari Departemen Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan no. 1142 tahun 2008 dua dari lima penduduk Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.
Editor’s picks
"Jadi semua usia bisa terkena osteoporosis bukan hanya orang tua saja," ujarnya.
3. Bila tulang dibiarkan keropos akan meningkatkan risiko patah tulang
Franky menjelaskan tulang merupakan jaringan hidup konstan yang pada fase tertentu sel tersebut akan terserap sehingga mengurangi kepadatan tulang.
"Apabila tulang dibiarkan mengalami pengeroposan akan meningkatkan risiko patah tulang," ujarnya.
4. Jangan malas bergerak ya
Dia menerangkan osteoporosis disebabkan oleh hormon yang tidak seimbang biasanya terjadi pada wanita memasuki periode menopause.
Selain itu, juga bisa disebabkan kondisi penyakit yang membuat tulang keropos, penyakit seperti rematik, asma, dan gondok, dan tidak banyak bergerak serta terlalu lama berbaring.
"Pandemik COVID-19 membuat masyarakat banyak melakukan aktivitasnya di rumah saja, jangan lupa tetap olahraga sebab jika kurang gerak dikhawatir dapat menimbulkan masalah pada fisik seperti rasa nyeri, patah tulang hingga membutuhkan ostheoarthritis advance," ucapnya.
Baca Juga: Melegakan Pernapasan, Ini 16 Makanan dan Minuman yang Meredakan Asma