Omset Penjualan Turun 50 Persen, Pengusaha Mal Ingin Bertemu Anies
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) mengklaim banjir yang merendam wilayah DKI Jakarta pada 1 Januari lalu membuat omset penjualan anjok hingga 50 persen.
"Banjir memberikan dampak bisnis kepada banyak anggota HIPPINDO. Bahkan ada yang (omsetnya) turun sampai 50 persen pada saat puncaknya banjir," kata Ketua Umum HIPPINDO, Budihardjo Iduansjah, saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (13/1).
1. Banyak bahan baku rusak karena terendam dan padamnya listrik
Budihardjo mengungkapkan banjir yang melanda beberapa wilayah Ibu Kota membuat akses masuk sejumlah mal terganggu sehingga karyawan dan customer tidak bisa masuk ke dalam mal.
"Selain itu akibat genangan air dan padamnya aliran listrik menyebabkan banyak bahan baku yang rusak," katanya.
2. HIPPINDO ingin bertemu Anies Baswedan
Budihardjo juga memberikan klarifikasi tentang sejumlah berita tentang tuntutan ganti rugi kepada Pemerintah DKI Jakarta.
"Salah (info tentang ganti rugi) perlu kami tegaskan bahwa HIPPINDO memohon waktu bertemu Bapak Gubernur DKI Jakarta guna menyampaikan beberapa hal terkait dengan banjir Jakarta," ujarnya.
3. HIPPINDO minta agar Pemda DKI Jakarta mereview kebijakan yang menambah beban biaya dan berdampak banjir
Editor’s picks
Selain dampak banjir, Budihardjo meminta agar Pemda DKI Jakarta
mereview kembali beberapa kebijakan Pemda DKI yang menambah beban biaya dan berdampak negatif terhadap penjualan anggota HIPPINDO.
"HIPPINDO merupakan ritel offline sebagai lokomotif yang menarik gerbong-gerbong yang terdiri dari UKM-UKM, produsen, supplier, pabrik, distributor apabila terganggu atau terhambat maka akan berdampak terhadap industri dari hilir ke hulu," jelasnya.
4. HIPPINDO siap berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Budi menegaskan HIPPINDO siap berkolaborasi dan bersinergi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Ibarat lokomotif jika terganggu maka akan berdampak pada gerbong-gerbongnya, sehingga bila produsen atau supplier terganggu maka mengganggu pertumbuhan perekonomian di DKI Jakarta," ujarnya.
5. Sejumlah mal rugi miliaran akibat banjir
Akibat banjir yang melanda Jakarta pada awal tahun 2020, sejumlah mal terpaksa tidak beroperasi.
Mal Taman Anggrek misalnya yang terpaksa tutup karena kerusakan mesin pembangkit listrik akibat terendam banjir. Selain itu, Budiharjo juga menyebut Mal Cipinang dan Lippo Puri Mall terpaksa tutup lebih dari sepekan.
Budihardjo mengatakan, bila hitungan kasar, satu mal bisa merugi sampai Rp15 miliar selama operasional tutup setengah bulan ini.
"Kita target per meter persegi Rp1 juta sampai Rp2 juta per bulan, ini mereka tutup setengah bulan. Misal Rp500.000, kali saja kalau luas mal ada 30.000 meter persegi, bisa rugi capai Rp15 miliar selama tutup," kata Budihardjo dilansir dari Antara.
Baca Juga: Kunjungi Korban Banjir, DPRD DKI Temukan Penyebab Banjir Jakarta