Pakar Epidemiologi Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta saat Lebaran

Pemerintah harus tegas larang mudik demi cegah COVID-19

Jakarta, IDN Times - Pemerintah sampai saat ini belum tegas mengeluarkan larangan mudik di tengah pandemik virus corona. Jika aktivitas mudik tidak dilarang, maka diprediksi kasus COVID-19 menembus angka 1 juta kasus pada 1 Juli 2020.

Tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), terdiri atas Iwan Ariawan, Pandu Riono, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril ini memperkirakan, kasus tersebut merupakan jumlah orang yang membutuhkan layanan rumah sakit.

Pandu Riono mengungkapkan pertambahan kasus per hari di Pulau Jawa selain Jakarta pada periode 26 Maret hingga 10 April, sekitar dua kali lebih besar dibandingkan 17-26 Maret.

"Kalau kasus yang terinfeksi tentu jumlah lebih besar, dan puncak kasusnya akan terjadi saat Lebaran, satu hari sebelum Lebaran, pokoknya sekitar tiga hari pertama atau kedua Lebaran," ujar Pandu saat dihubungi IDN Times, Selasa (14/4).

1. Ada 1 juta kasus COVID-19 yang memerlukan perawatan di rumah sakit

Pakar Epidemiologi Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta saat LebaranIlustrasi penanganan pasien virus corona. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Dalam draf Permodelan COVID-19 Indonesia, Apa yang Terjadi Jika Mudik? Pandu memaparkan, estimasi kumulatif kasus COVID-19 di Pulau Jawa jika 20 persen penduduk Jabodetabek mudik ke Pulau Jawa selama 7 hari berturut-turut, maka ada 1 juta kasus COVID-19 yang memerlukan perawatan rumah sakit.

"Diprediksi kasus tersebut terjadi pada puncaknya, yakni 1 Juli 2020," kata Pandu.

2. Akan ada 40.000 kasus COVID-19 per hari yang harus dirawat di rumah sakit

Pakar Epidemiologi Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta saat LebaranIlustrasi (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Tak hanya itu, kata Pandu, bila larangan mudik tidak diterapkan maka pada 24 Mei atau 1 Syawal, angka positif COVID-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit menembus 600 ribu kasus.

Sedangkan, estimasi kasus COVID-19 per hari di Pulau Jawa jika nekat masih mudik, maka akan ada 40.000 kasus COVID-19 per hari yang memerlukan perawatan rumah sakit.

Pakar Epidemiologi Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta saat Lebaran(IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Pemerintah Masih Kaji Larangan Mudik Pada Lebaran Tahun Ini 

3. Tidak mudik bisa tekan 200.000 kasus COVID-19

Pakar Epidemiologi Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta saat LebaranIlustrasi (IDN Times/Imam Rosidin)

Dalam draf permodelan tersebut juga dijabarkan, bila tidak mudik kasus COVID-19 di Jawa, selain Jabodetabek, mencapai 800 ribu kasus. Sedangkan, di Jabodetabek ada 250 ribu kasus COVID-19 membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Selain itu, kata Pandu, jika tidak mudik ada di Jawa selain Jabodetabek, ada 30 ribu kasus COVID-19 perlu perawatan di rumah sakit. Sedangkan, Jabodetabek 10 ribu kasus COVID-19 perlu perawatan di rumah sakit.

4. Prediksi berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga

Pakar Epidemiologi Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta saat LebaranIlustrasi (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho)

Prediksi tersebut berdasarkan sejumlah data, yakni Survei Potensi Pemudik Angkutan Lebaran 2019 Kementerian Perhubungan mengungkapkan, 14,9 juta orang atau
44,1 persen orang dari Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang (Jabodetabek) yang mudik.

Selain itu, menurut Pandu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pada 2020 ini 56 persen warga Jabodetabek tidak mudik, 37 persen masih mempertimbangkan  mudik, dan 7 persen sudah mudik. Asumsinya, 20 persen penduduk Jabodetabek mudik ke provinsi selain pulau Jawa ini selama tujuh hari.

Sedangkan, tambahan kasus per hari di pulau Jawa selain Jakarta pada periode 26 Maret sampai 10 April, sekitar dua kali lebih besar dibandingkan periode 17-26 Maret.

5. Imbauan tidak mudik harus dilakukan sejak sekarang

Pakar Epidemiologi Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta saat LebaranIlustrasi (IDN Times/Imam Rosidin)

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia ini menyarankan, agar masyarakat tidak mudik saat Lebaran dan pemerintah melalukan pembatasan total, demi mencegah penyebaran virus corona.

"Kalau pemerintah masih abu-abu, maka sejak awal masyarakat, pemuka-pemuka menggerakkan, imbau agar tidak mudik. Ini saatnya bangun kekuatan di masyarakat, karena saat ini gak bisa serahkan ke pemerintah," imbau Pandu.

https://www.youtube.com/embed/aUrK9HlKpD8

Baca Juga: Tak Tegas Larang Masyarakat Mudik, Pemerintah Dinilai Utamakan Ekonomi

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya