Pakar: Kasus COVID-19 di Indonesia  Lebih Baik dari Amerika Serikat

Negara kepulauan seperti RI bikin penyebaran virus lambat

Jakarta, IDN Times - Sosiolog dari Nanyang Technological University Singapore, Profesor Sulfikar Amir, menilai Indonesia mempunyai dua keuntungan dibanding negara lain saat pandemik COVID-19 menyerang.

"Indonesia mempunyai dua keuntungan yakni sistem politik yang desentralisasi dan negara kepulauan," ujar Sulfikar dalam acara live YouTube Ngobrol Seru Edisi Spesial HUT je-6 IDN Times, Senin (8/6).

1. Pemerintah daerah bisa memutuskan apakah menerapkan new normal atau tidak

Pakar: Kasus COVID-19 di Indonesia  Lebih Baik dari Amerika Serikat(Foto hanya ilustrasi) Tes swab COVID-19 di Labkesda Jabar. Dok/Humas Jabar

Lebih lanjut, Sulfikar menjelaskan sistem politik Indonesia yang desentralisasi membuat pemerintah daerah bisa mengambil kebijakan new normal sendiri.

"Kebijakan new normal jangan secara nasional tetapi disesuaikan dengan daerah masing-masing, new normal ini wacana level daerah karena kondisinya kan beragam misalkan Jabar, Jakarta, dan Jatim," ujarnya.

2. Pemerintah pusat cukup bantu infrastruktur

Pakar: Kasus COVID-19 di Indonesia  Lebih Baik dari Amerika SerikatSekretaris PSMS Julius Raja mengikuti rapid test (IDN Times/Doni Hermawan)

Sulfikar mengatakan new normal, biar ditentukan oleh Pemda setempat, sedangkan pemerintah pusat memberikan support yang cukup.

"Biarlah Pemda yang memitigasi, namun pemerintah pusat harus memfasilitasi infrastruktur kesehatan, alat tes, dan beberapa perlengkapan lain," imbuhnya.

Baca Juga: Pengamat: Indonesia Gak Menyongsong New Normal, tapi New Backward!

3. Mal bukan prioritas untuk dibuka sementara ini

Pakar: Kasus COVID-19 di Indonesia  Lebih Baik dari Amerika SerikatANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/

Sulfikar juga menyarankan jika pemerintah ingin membangkitkan ekonomi, sebaiknya yang kali pertama dibuka bukan hal yang bersifat konsumtif tetapi produktif misalkan pabrik, daripada mal.

"Jadi bukan mal dulu yang diprioritaskan dibuka lagi. Apalagi mal itu tingkat presentasi penyebaran virus lebih tinggi yakni sekitar 30 persen, sebab tertutup dan ber-AC," terangnya.

4. Belum saatnya Indonesia masuk new normal

Pakar: Kasus COVID-19 di Indonesia  Lebih Baik dari Amerika SerikatANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Kendati demikian, Sulfikar menilai saat ini belum waktunya Indonesia new normal sebab tingkat penularan virus COVIF-19 masih tinggi.

"Saya sangat setuju ekonomi digairahkan tidak bisa dibiarkan turun kolaps, cuman kita bicara pandemik ini masih berada di tingkat sangat mengkhawatirkan dan Indonesia belum dikatakan new normal," tegasnya.

5. Negara kepulauan berikan keuntungan

Pakar: Kasus COVID-19 di Indonesia  Lebih Baik dari Amerika Serikatinstagram.com/zayyin_alfar1

Selain sistem politik, Sulfikar menambahkan kondisi negara kepulauan yang artinya banyak daerah di Indonesia yang dipisahkan laut bisa dimanfaatkan untuk mengisolasi daerah yang relatif aman.

"Indonesia berbeda dengan negara Eropa, Amerika Serikat, yang kasus peningkatan cepat, Indonesia secara nasional naik tetapi lambat karena bentuknya negara kepulauan," katanya.

Baca Juga: Data Lengkap Kasus Virus Corona di Indonesia Per Senin 8 Juni 2020

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya