Pakar: WFH Bukan Solusi Kemacetan Jakarta tapi Transportasi Umum

Penyelesaian kemacetan dengan transportasi umum

Jakarta, IDN Times - Pengamat transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahmad Munawar, mengungkapkan petisi tentang pengembalian sistem Work From Home (WFH) bukan solusi untuk mengatasi kemacetan transportasi di Jakarta. 

Menurutnya masalah kemacetan ibu kota bisa diselesaikan dengan penyediaan fasilitas angkutan umum yang memadai, serta pengurangan kendaraan pribadi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

“Kalau penyelesaian macet itu dengan sistem transportasi yang baik dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi,” katanya dalam siaran tertulis, Senin (9/1/2022).

Baca Juga: Jalanan Macet Lagi, 15 Ribu Orang Tandatangani Petisi Kembalikan WFH

1. Penggunaan angkutan terbaik berada di Provinsi Jakarta

Pakar: WFH Bukan Solusi Kemacetan Jakarta tapi Transportasi UmumIlustrasi bus Transjakarta (IDN Times/Rochmanudin)

Anwar mengatakan dari semua kota di Indonesia, penggunaan angkutan terbaik adalah Jakarta. Di provinsi ini memiliki transportasi umum yang tergolong lengkap mulai dari MRT, TransJakarta, ada integrasi dan keterpaduan angkutan umum di Jakarta dengan kabupaten kota di sekitarnya.

“Jakarta itu sudah terbaik dalam penggunaan angkutan umumnya, tapi karena jumlah penduduknya yang sedemikian banyak, sehingga perlu diperbaiki lagi. Persentase penggunaan angkutan umum di Jakarta termasuk tinggi, tetapi banyak yang tinggal di luar Jakarta sehingga perlu penambahan angkutan umum dan susbsidi yang tinggi,” urainya.

2. Kebijakan sistem kerja disesuaikan jenis pekerjaan

Pakar: WFH Bukan Solusi Kemacetan Jakarta tapi Transportasi UmumIlustrasi Suasana Ruang Kantor (IDN Times/Besse Fadhilah)

Sedangkan kebijakan bekerja akan dilakukan secara WFH atau Work From Office (WFO) ini sebaiknya tidak ditetapkan sama rata di setiap sektor.

"Sebaiknya pengaturan kebijakan sistem kerja dilakukan oleh instansi masing-masing disesuaikan dengan jenis pekerjaan maupun kondisi pegawainya," kata Anwar.

3. Jika WFH tidak efisien bisa bekerja di kantor

Pakar: WFH Bukan Solusi Kemacetan Jakarta tapi Transportasi UmumIlustrasi Sekolah dari Rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Anwar mencontohkan di sektor pendidikan. Dari pengalaman mengajar selama pandemik, ia merasakan pembelajaran berjalan kurang efektif dengan WFH menggunakan sistem online. 

Menurut dia, ada hal-hal yang tidak tercapai dengan maksimal saat dilakukan secara virtual seperti interaksi dan diskusi antara dosen dengan mahasiswa. Namun, saat pembelajaran kembali dilakukan di kampus, pembelajaran berlangsung lebih efektif, interaksi berjalan baik sehingga kemampuan mahasiswa berdiskusi sangat tinggi.

“Harus dilihat kalau bisa efisien dan efektif WFH ya silakan, tapi kalau tidak ya kerja di kantor,” ujar Anwar.

Baca Juga: Ramai Petisi WFH, PJ Gubernur DKI: Itu Kebijakan Tiap Perusahaan

4. Ribuan orang tandatangani petisi WFH

Pakar: WFH Bukan Solusi Kemacetan Jakarta tapi Transportasi UmumPetisi kembalikan WFH di Change.org/Tangkapan layar change.org

Diketahui, ribuan orang menandatangani petisi yang meminta perusahaan agar mengembalikan pemberlakukan Work From Home (WFH). Petisi ini diunggh di halaman Change.org.

Pembuat petisi Riwaty Sidabutar mengungkapkan, setelah dua tahun bekerja dari rumah, dia merasa stres saat aturan Work From Office (WFO) diterapkan kembali. Menurutnya, aturan WFO membuat jalanan macet dan polusi udara dari kendaraan bertambah.

“Kembalikan WFH sebab jalanan lebih macet, polusi, dan bikin tidak produktif,” tulisnya.

Riwaty mengungkapkan saat berangkat kerja dia harus menempuh perjalanan sejauh 20 kilometer dari rumah ke kantor, sehingga dalam sehari dia menempuh 40 kilometer untuk pulang dan pergi.

"Belum lagi kalau hujan. Bisa-bisa, saya terjebak kemacetan lama sekali, satu jam bahkan menggunakan sepeda motor," katanya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya