Pasangan Tak Terpisahkan, Yuk Nikahkan Masker dan Vaksin Cegah COVID

Kolaborasi Gerakan Pakai Masker, KPCPEN dan Satgas COVID-19

Jakarta, IDN Times - Gerakan Pakai Masker meluncurkan kampanye “Pernikahan Masker dan Vaksin”. Sebab, pemakaian masker secara disiplin dan vaksinisasi mencegah warga tertular dan meninggal akibat COVID-19.

Ketua Umum Gerakan Pakai Masker Sigit Pramono mengatakan, sejak awal pandemik, Gerakan Pakai Masker sangat percaya bahwa salah satu upaya penanggulangan penyebaran virus COVID-19 adalah dengan menggunakan masker.

“Penggunaan masker dipercaya mampu meminimalisir penyebaran virus hingga 75 persen. Jika langkah pemakaian masker yang benar ini diikuti dengan disiplin, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, maka hal ini dapat mencegah penularan sampai 90 persen,” ujar Sigit dalam siaran tertulis, Kamis (23/9/2021).

Baca Juga: Luhut: Kami Mohon Masyarakat Tak Bereuforia Abaikan Protokol Kesehatan

1. Pandemik COVID-19 belum menunjukkan tanda-tanda segera berakhir

Pasangan Tak Terpisahkan, Yuk  Nikahkan Masker dan Vaksin Cegah COVIDIlustrasi pemakaian masker kepada seorang pengemudi becak motor (bentor) yang melintas di Posko Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Diketahui pandemik COVID-19 yang mulai terjadi sejak akhir 2019 di dunia, dan muncul di Indonesia sekitar Maret 2020, belum menunjukkan tanda-tanda segera berakhir.

Bahkan, memasuki semester 2 di 2021, mutasi COVID-19 varian Delta masuk ke Indonesia. Kondisi tersebut dipicu adanya libur Idul Fitri pada pertengahan Mei 2021 yang menyebabkan adanya mobilitas warga secara masif, maka sejak Juni kasus COVID-19  bertambah dengan sangat cepat.

Pada pertengahan Juli 2021, angka penularan harian pernah mencapai 56.757. Begitu pula dalam angka kematian harian, terjadi kenaikkan yang siginifikan. Pada 27 Juli 2021, misalnya, angka kematian mencapai 2.069 per hari.

"Kejadian ini, seperti kita tahu, telah mampu melumpuhkan rumah sakit, tenaga kesehatan, dan langkanya obat-obatan," imbuh Sigit.

Upaya pemerintah untuk mengendalikan pandemik terus dilakukan, baik melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, program vaksinasi, dan terus melakukan edukasi agar masyarakat selalu disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

 

2. Vaksin COVID-19 bukan jaminan pandemik sudah berakhir

Pasangan Tak Terpisahkan, Yuk  Nikahkan Masker dan Vaksin Cegah COVIDIlustrasi antrean untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Sementara itu, pada awal 2021 vaksin COVID-19 sudah hadir di Indonesia. Kedatangan vaksin ini disambut dengan antusias oleh masyarakat Indonesia, terbukti dengan maraknya program vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia.

Walaupun membutuhkan waktu, namun sudah semakin banyak warga Indonesia yang menerima vaksin yakni sekitar 61 juta penerima vaksin dosis pertama, dan 34 juta penerima vaksin dosis kedua.

Kehadiran vaksin COVID-19 bukan menjadi jaminan bahwa pandemik sudah berakhir. Mutasi yang terjadi dari virus COVID-19 dan lemahnya kewaspadaan masyarakat, sudah terbukti dapat menyebabkan terjadinya gelombang kedua atau ketiga di beberapa negara.

"Menurut informasi, India adalah salah satu contoh paling nyata, di mana kemudian terjadi juga di Indonesia. Bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, di mana angka vaksinasi penduduknya sudah mencapai sekitar 70 persen pun, harus kembali menghadapi gelombang baru pandemi karena melonggarnya protokol kesehatan," papar Sigit.

3. Masker dan vaksin adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan

Pasangan Tak Terpisahkan, Yuk  Nikahkan Masker dan Vaksin Cegah COVIDMahasiswa jurusan seni yang tergabung dalam Komunitas Mural-Marul melukis mural di Kota Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (13/8/2020). Mereka mengampanyekan penggunaan masker kepada masyarakat selama pandemi COVID-19 (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Menurut data penelitian penggunaan masker pada orang yang sudah divaksinasi, mampu menghindarkan infeksi virus COVID -19 hingga 90 persen. Dan apabila tertular mampu menurunkan risiko kematian hingga 73 persen. Masker dan vaksin memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah penularan COVID-19.

“Inilah yang menjadi dasar pemikiran dari kampanye 'Pernikahan Masker dan Vaksin' ini. Kita tidak boleh lengah, kita tidak boleh meninggalkan protokol kesehatan, walaupun kita sudah di vaksinasi,” imbuh Kemal Gani, Ketua Marketing dan Komunikasi dari Gerakan Pakai Masker.

“Saat ini, masker dan vaksin adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Jadi kita harus selalu #NikahkanMaskerVaksin #semuawajibpakaimasker,” tambah Kemal.

4. Kampanye pendekatan humor, agar pesannya lebih cair

Pasangan Tak Terpisahkan, Yuk  Nikahkan Masker dan Vaksin Cegah COVIDIlustrasi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Kampanye ini digagas oleh Gerakan Pakai Masker dan Hakuhodo Internasional Indonesia. Kampanye ini menggunakan pendekatan humor, yang dimaksudkan agar pesannya lebih cair dan lebih mudah diterima oleh semua kalangan.

Kampanye sudah dimulai sejak 9 September 2021, diawali dengan kampanye melalui media digital dan media sosial, yang kemudian disebarkan melalui medium lainnya seperti TV, media luar ruang, dan radio.

Dengan eksekusi yang sederhana, kampanye ini mencoba mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menikahkan masker yang mereka pakai selama ini, dengan vaksin yang ada dalam tubuh mereka (bila sudah divaksin) dan tidak memisahkannya. Agar dirinya, keluarganya, dan seluruh masyarakat Indonesia sehat dan bahagia.

Selain itu, juga ada pesan tambahan dalam kampanye ini: mendorong siapa pun yang belum divaksinasi agar segera mengikuti program vaksinasi nasional sehingga mempercepat penanggulangan pandemik COVID -19.

“Kami sangat mengharapkan peran aktif dari semua elemen masyarakat di Indonesia untuk mendukung kampanye ini, agar kita bisa mempercepat penanggulangan pandemi ini, dan Indonesia kembali sehat dan kuat,” ujar Kemal.

Baca Juga: Satgas: Pandemik COVID-19 di Indonesia Sudah Terkendali Saat Ini

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya