Pekan Menyusui Sedunia di Tengah Wabah Corona: Aktivitas IMD Menurun 

Ibu melahirkan yang positif COVID-19 susah jalankan IMD

Jakarta, IDN Times - Pekan Menyusui Sedunia 2020 yang berlangsung sejak 1 sampai 7 Agustus 2020, memberikan pesan berbeda di tengah pandemik COVID-19.

Konselor Laktasi, Dokter Fenny Yunita mengungkapkan, wabah COVID-19 menurunkan aktivitas Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Sebab, kunjungan ibu hamil ke rumah sakit dibatasi.

"Akibatnya layanan konseling laktasi sebelum melahirkan yang merupakan salah satu kunci keberhasilan menyusui juga terhambat. Padahal menyusui sangat penting bagi keberlangsungan dan kesehatan bumil serta generasi di masa mendatang," ujar Fenny dalam siaran tertulis, Kamis (6/8/2020).

Baca Juga: Hasil Sementara Tes Swab Massal Bumil, 11 Orang Positif COVID-19

1. Ibu melahirkan yang positif COVID-19 susah jalankan IMD

Pekan Menyusui Sedunia di Tengah Wabah Corona: Aktivitas IMD Menurun Anggota patroli Polsek Blahbatu Gianyar membantu kelahiran seorang bayi (Dok.IDN Times/Humas Polres Gianyar)

Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) ini juga menambahkan, menurunnya IMD juga karena banyak ibu melahirkan yang positif COVID-19.

"Ini membuat IMD tidak berjalan karena menghindari kontak erat dengan ibu, sehingga menyusui sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi juga tak terlaksana, demikian pula pemberian ASI perah yang sulit terlaksana,” jelas Fenny.

2. ASI jamin ketahanan pangan pada kondisi gawat darurat maupun bencana alam

Pekan Menyusui Sedunia di Tengah Wabah Corona: Aktivitas IMD Menurun ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Fenny mengingatkan, menyusui berarti para keluarga mengambil peran untuk
mendukung kesehatan planet dan masyarakatnya. Sehingga dukungan menyusui khususnya di masa pandemik COVID-19, harus terus diberikan.

“ASI adalah makanan alami yang diproduksi dan diberikan pada konsumennya tanpa mengakibatkan polusi, tanpa kemasan dan limbah. Jika kita mendukung ibu menyusui, maka kita juga mengurangi polusi udara, air, dan tanah kita, melindungi generasi muda di masa depan," bebernya.

Bahkan menyusui juga menjamin ketahanan pangan bagi generasi muda pada kondisi gawat darurat maupun kondisi bencana alam.

3. Menyusui jadi prioritas dalam kondisi apa pun

Pekan Menyusui Sedunia di Tengah Wabah Corona: Aktivitas IMD Menurun Ilustrasi (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi mengatakan, menyusui harus menjadi prioritas dalam kondisi apa pun, sebagai pilihan utama asupan nutrisi untuk bayi.

“Hanya saja keterbatasan saat ini adalah terkait edukasi menyusui dan IMD secara langsung. Tapi kami sebagai bidan memiliki solusi terkait edukasi ini melalui digital, seperti kelas online atau webinar,” ujar Emi.

 

4. Makanan yang bisa meningkatkan produksi ASI

Pekan Menyusui Sedunia di Tengah Wabah Corona: Aktivitas IMD Menurun Ilustrasi daun katuk

Lebih lanjut Emi mengemukakan, IMD merupakan langkah awal kesuksesan menyusui untuk enam bulan ke depan atau masa pemberian ASI eksklusif. Karena itu, Emi mendorong edukasi dan akses informasi seputar IMD bagi ibu hamil, yang juga didukung oleh suami dan keluarga.

Untuk sukses menyusui, Emi menyarankan untuk mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang, termasuk yang berasal dari bahan yang dapat meningkatkan produksi ASI antara lain seperti sayuran daun katuk, bayam, wortel, dan sebagainya.

“Penting juga memberikan dukungan psikologis bagi ibu agar tidak stres dan tetap bahagia utamanya dukungan dari suami dan keluarga, untuk merangsang produksi prolaktin dan oksitoksin yang berguna untuk meningkatkan produksi ASI. Jika dirasa belum cukup, bisa memberikan ASI booster berbahan herbal yang aman bagi ibu menyusui,” terang Emi.

5. ASI booster dari bahan alam

Pekan Menyusui Sedunia di Tengah Wabah Corona: Aktivitas IMD Menurun Ilustrasi Air Susu Ibu (ASI) perah/ IDN Times Dini suciatiningrum

Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) PT Dexa Medica Dr. Raymond Tjandrawinata mengemukakan, Dexa Medica mendukung Pekan
Menyusui Sedunia sebagai kawal awal kehidupan bagi buah hati sebagai generasi bangsa.

“Kami sebagai lembaga riset, meneliti biodiversitas alam Indonesia untuk dikembangkan menjadi obat-obatan yang bermanfaat bagi manusia. Salah satu biodiversitas alam yang dikembangkan adalah pemanfaatan daun katuk, daun torbangun, dan ikan gabus sebagai ASI booster,” kata Raymond.

Baca Juga: Cegah Stunting: Penuhi Gizi Seribu Hari Pertama Bayi dengan ASI

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya